Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Membangun Ketahanan Pangan dengan Kemitraan Pertanian

Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, ketahanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Masalah ketahanan pangan tidak hanya dapat diselesaikan dengan membahas makanan, namun juga tentang kesempatan kerja dan berusaha. “Adanya usaha pertanian menjadi potensi besar untuk ekspor sehingga mendukung upaya pemerataan dan pertumbuhan ekonomi. Apalagi jika melihat kondisi global yang lebih baik dibanding tahun lalu, maka ada kemungkinan permintaan global meningkat sehingga potensi ekspor, terutama dari sektor pertanian harus menjadi salah satu keunggulan Indonesia,” tutur Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, Bambang Brodjonegoro dalam Jakarta Food Security Summit ke-4 yang

Mengenal Rare Sugar: Gula Alternatif Rendah Kalori

Masalah kesehatan global seperti obesitas, hiperlipidemia, hipertensi, dan diabetes menunjukkan peningkatan yang cepat di mana salah satu pemicu utamanya adalah tingginya asupan akan pangan dengan kandungan gula dan lemak. Oleh karena itu, rare sugar rendah kalori menjadi perhatian menarik bagi para peneliti untuk dikembangkan dalam produk pangan. Komunitas Internasional Rare Sugar (ISRS, International Society of Rare Sugar ) menjelaskan bahwa rare sugar adalah monosakarida dan turunannya yang terdapat di alam dalam jumlah yang langka. Pengertian tersebut mendeskripsikan bahwa sebagian besar monosakarida merupakan rare sugar dan hanya 7 jenis gula yang secara alami terdapat dalam jumlah melimpah, yaitu D-glukosa, D-fruktosa, D-galaktosa, D-mannosa, D-ribosa, D-xylosa, dan L-arabinosa. Meskipun terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, rare sugar telah diketahui mempunyai banyak fungsi terdapat sistem biologis tubuh. Hal tersebut membuat ingridien ini mempunyai potensi yang besar u

Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Tahap 1: TPA OTO Bappenas -CPNS Series Part III

Alhamdulillahirabbil’alamin, saya diberi kesempatan untuk lolos tahap seleksi kompetensi dasar (SKD) dan melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu seleksi kompetensi bidang (SKB). Berbicara tentang SKD, sepengamatan saya nilai-nilai di SKD CPNS 2019 ini relatif lebih tinggi dibanding tahun 2017. Dahulu, jarang sekali melihat peserta dengan nilai SKD mencapai 400. Namun, di tahun ini nilai 400 menjamur, baik di instansi pusat maupun daerah. Untuk formasi yang saya daftar selisih nilainya sangat sedikit dengan nilai SKD yang menurut saya lumayan gede . Entah saya yang kurang informasi atau memang persaingan di instansi pusat sekompetitif ini. Peserta yang masuk peringkat 18 besar (tiga kali jumlah formasi) dan berhak lanjut SKB ternyata memiliki nilai di atas 400 semuanya dengan nilai tertinggi mencapai 420an. Hmm, cuma bisa menarik napas dalam-dalam dan berusaha sebisa mungkin tetap tenang. Kembali ke SKB, setahu saya SKB untuk masing-masing instansi ataupun formasi tidaklah sama. Mes