Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Korban Budaya Kah?

Saya bukanlah anak dari keluarga yang terpandang. Mungkin, sudah menjadi budaya di lingkungan saya bahwa kekayaan menjadi tolak ukur seberapa terhormat dan terpandangnya sebuah keluarga(meskipun tidak semua orang beranggapan begitu). Saya ambil contoh masalah rumah. Meskipun keluarga tersebut seharinya hanya makan nasi & sayur kangkung, tapi dari luar keluarga tersebut terlihat sejahtera karena rumahnya yang bisa dibilang mewah untuk ukuran desa. Sekarang, saya tahu bahwa sejak dulu keluarga kecil saya sering menjadi bahan omongan orang-orang. Mereka hanya melihat rumah keluarga saya yang masih jadul , beberapa bilang “Buat apa menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi kalau hanya untuk memperbaiki rumah saja belum mampu”. Saya sendiri tak terlalu memikirkan masalah itu. Saya sedih bukan karena keadaan keluarga saya yang memang terbatas, sebaliknya saya miris melihat pola pikir masyarakat yang sukanya instan, tak memedulikan pentingnya sebuah proses. Mereka dengan bangganya m

Jogja Oh Jogja

Ditemani hujan yang tidak begitu deras mengguyur kota Jogja, menikmati sepiring jamur krispi dan segelas lemon tea panas bareng temen-temen serasa begitu nikmat. Alhamdulillah , terima kasih ya Alloh. Mumpung malam belum larut, kami pun sempatin dengan obrolan ringan. Dari hasil survei dan iseng nanya-nanya teman, ternyata hampir semuanya setuju kalau Jogja itu kota yang ngagenin alias membuat kangen. Banyak alasan dan cerita yang berbeda tentunya untuk masing-masing orang. Dan kali ini saatnya saya untuk cerita tentang Jogja, yang saya sanggup ingat tentunya.hehe Tiga tahun tinggal di daerah barat(RED : pinggiran Jakarta) membuat saya bisa merasakan banyak perbedaan ketika mulai menjejaki Jogja ini. Mulai dari cara ngomong, tingkah laku masyarakat, teman, dan masih banyak lagi. Salah satu kecanggungan yang benar-benar berasa adalah perubahan kata sapaan dari gue/gua & lo/lu menjadi aku & kamu . Meskipun saya sendiri orang jawa, tapi tetap saja segalanya seperti men