Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Palembang #1 | Mubes HMPPI

Beberapa minggu lalu, 21-24 November tepatnya . Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk melihat sisi lain dari Indonesia yang selama ini saya kenal. Indonesia yang hanya sebatas Pulau Jawa. 20 tahun hidup di negeri ini, bisa dihitung jari saya menginjakan kaki di tanah luar jawa. Padahal, negeri ini nggak cuma jawa kan. Huh, apa Indonesia terlalu luas ya? Sehingga menjadi nasib bagi orang seperti saya yang pengen mengenal negerinya lebih dekat menjadi hal yang teramat sulit. Oke, back to the real world . Palembang sudah di depan mata. Urusan tiket sudah beres jauh-jauh hari dan sekarang saya dihadapkan dengan realita bahwa rencana ke Palembang yang telah tersusun rapi ini bertabrakan dengan jadwal praktikum. Praktikum dengan dosen pengampu yang di cap paling horor di jurusan saya, sekaligus dosen yang menjadi DPA saya selama kuliah. Betapa beruntungnya saya…huhu Alhasil, beberapa kali saya harus rela berhadapan dan merasakan atmosfer horor yang selalu menyertai beliau. 

Mimpi Mimpi Kecil

Seperti postingan sebelumnya, ini juga cerita ketika saya sedang pulang kampung beberapa minggu lalu. Dan saya baru tergerak menuliskannya. Cerita berawal ketika saya baru tersadar bahwa libur agak panjang perpampang di depan mata dan tiba-tiba keinginan pulang sangat besar. Tanpa bekal neko-neko, saya pun pulang dengan hanya membawa 2 baju dan 1 celana. Maka dari itu, dua hari di rumah ketika persediaan baju bersih habis saya pun mengorek kembali baju-baju yang lama tak terpakai.  Memilah kembali barang-barang yang lama tak tersentuh. Dan tanpa sengaja saya menemukan ini. Yap, peta hidup saya. Peta hidup hasil tugas Aqidah Akhlak ketika masa-masa MAN dulu. Tugas yang cukup menantang dan menguras waktu yang padat. Peta hidup yang dikerjakan agak maksa namun tetap memberi makna tersendiri. Dan akhirnya jadilah peta hidup ini. Nggak tanggung-tanggung, dari hari kelahiran sampai umur 70 tahun kami dituntut untuk mempunyai target pencapaian setiap tahunnya.  Yap, kami

Cerita Pocong

Hari gini ngomongin pocong? Ababil banget deh !! Mungkin seperti itulah yang terlintas di benak teman-teman sekilas membaca judul tulisan ini. Hmm, saya sendiri awalnya berpikiran seperti itu, bahkan sampai mikir beberapa kali buat menuliskan ini.  Yap, ini adalah cerita ketika saya sedang pulang kampung di tahun baru hijriyah lalu. udah lama memang, tapi entah mengapa saya beru tergerak buat menuliskannya sekarang. Kepulangan yang hanya beberapa hari itu tentunya memberikan hadiah banyak cerita, salah satunya adalah cerita pocong. Kenapa harus pocong? Bisa nggak diganti gandarwo? Atau mungkin kuntilanak? Jawabannya adalah takdir. Yap, kuasa Alloh SWT yang maha tahu apa yang sebenarnya terjadi di pekarangan belakang rumah saya. Oke, ini serius. Nggak main-main teman. Saya menceritakan apa yang saya dengar dan lihat. Jadi, beberapa warga di lingkungan saya dalam minggu-minggu tersebut diweruhi atau melihat sesosok sesuatu yang mereka tafsirkan sebagai pocong. Kejadiannnya

FTP Peduli Sinabung

Medan - Letusan Gunung Sinabung, Sumatera Utara (Sumut) menyebabkan warga yang bermukim di sekitar kaki gunung mulai mengungsi. Mereka berupaya menghindar dari abu vulkanik yang dimuntahkan gunung tersebut. Muhammad Yunus Sitepu, warga Desa Kutarayat, Kecamatan Namanteran, mengatakan, begitu letusan terjadi warga desa dilanda kepanikan. Abu letusan melanda desa. "Ini kita sudah mulai mengungsi. Ribuan orang sedang mengarah menuju ke Kabanjahe," kata Yunus kepada wartawan, Minggu (15/9/2013) pagi. (news.detik.com)  from nasional.viva.news.coid Begitulah kira-kira secuil berita gambaran kondisi Gunung Sinabung dari ribuan berita yang meliputnya. Bencana memang tak henti-hentinya berhenti. Entah kenapa seperti itu, yang pasti kita harus yakin bahwa Tuhan punya rencana yang terbaik dibalik semua ini. Semua ada sisi baik dan buruknya, termasuk pula dengan terjadinya bencana ini. ketika kebanyakan manusia memandang secara negatif, namun ada pula sebagian yang me