Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Muslim Friendly -Taipei Series part VI

Ini mungkin akan jadi posting terakhir saya dalam rangkaian post tentang perjalanan satu ini. Masih tidak jauh tentang halal. Jika Anda membaca dua post sebelum ini pasti sudah tahu tujuan utama saya tugas kerja di sini adalah untuk mengupas tentang halal. Jadi mungkin post kali ini saya dedikasikan untuk bercerita hal-hal menarik yang belum sempat terceritakan pada beberapa post sebelumnya. Tentang hotel. Saya mendapat hotel yang sudah mempunyai sertifikat muslim friendly. Berada di tengah kota dan sangat dekat dengan stasiun utama Taipei. Hal menarik yang pertama saya dapati adalah fasilitas kamar yang memang ramah muslim. Bahkan mereka menyediakan peralatan ibadah yang jarang disediakan di hotel-hotel di Indonesia. Mereka menyediakan alQuran, sajadah dan arah kiblat. Di Indonesia, yang saya tahu kebanyakan hotel hanya menyediakan arah kiblat di kamar-kamarnya. Sangat apresiasi dengan usaha negara ini dalam menangkap peluang kunjungan wisatawan muslim yang potensinya diprediksi ak

Kuliner Halal -Taipei Series part V

Kuliner telah menjadi hal yang dicari dan diburu para pelancong yang mengunjungi suatu negara. Bahkan ada satu vlog kuliner terkenal di mana si empunya vlog mempunyai semboyan "I travel for food" sesuai dengan kalimat yang tertera di kaos hitam yang dipakainya. Sedikit flashback tugas kerja ke sini pada dasarnya adalah untuk mengulas pangan halal. Pangan dalam arti produk pangan olahan yang diproduksi dengan skala industri. Alhasil dua hari selanjutnya yang saya lakukan adalah bertemu dengan para produsen produk pangan yang memproduksi produk halal dan menyuplai kebutuhan beberapa negara muslim, termasuk Indonesia yang merupakan pangsa pasar mereka. Mencicipi bubble (yang banyak digunakan di minuman berbasis teh dan susu) aneka rasa. Secara subyektif Saya lebih suka bubble berbahan dasar rumput laut yang menimbulkan efek seperti meletus di mulut dibanding bubble berbahan dasar pati yang padat dan membutuhkan usaha lebih untuk mengunyah. Si empunya bilang bahwa bubble ru

Halal Turism -Taipei series part IV

Waktu menunjukan pukul 19.00 waktu setempat dan matahari masih malu-malu mengucapkan sayonara pada belahan bumi satu ini. Sedangkan mata ini sudah mulai tak bisa dibohongi sehingga berakhirlah hari ini dengan hanya terlelap pulas. Tanpa menikmati udara malam dan kalau kata orang Malaysia berpusing-pusing sekitar. Terima kasih pada popmi penyelamat kelaparan karena keengganan kaki melangkah mencari makanan halal yang hanya ada di titik-titik tertentu. Hari pertama tugas di sini menjadi hari terpadat dibanding dua hari berikutnya. Berkunjung dari satu tempat ke tempat lain yang diselingi dengan wawancara, diskusi dan foto. Karena misi kunjungan tiga hari di sini adalah mengulik wisata halal atau halal turism, jadilah saya dan tiga orang lainnya dicekoki dengan berbagai hal tentang Islam di tanah Taiwan. Dan untungnya background kerja saya dan kawan-kawan lainnya tidak jauh-jauh dari makanan, termasuk soal halal; Pak Cik Azlie yang berkutat di pariwisata halal Malaysia; Hiroto-san yang

Transit -Taipei Series part III

Juni 2018 Pembicaraan berlangsung dengan hangat. Lebih didominasi oleh saya yang banyak bertanya, mulai dari pengalaman kerja di negeri Pulau Formosa, kosa kata- kosa kata dasar sehari-hari, moda angkutan, dan lain sebagainya. Si Masnya juga cukup welcome dan antusias menjelaskan. Kami berdua bersama sampai imigrasi dan dengan baiknya dia ngasih saya kartu transpor dan belanja, semacam emoney, jadi saya tidak usah repot ketika bepergian. Sayangnya, sehari setelahnya saya coba hubungi nomornya, namun tidak terdeteksi adanya wa, line, maupun wechat. Ada satu kejadian yang menarik dan hmm agak menyedihkan. Penerbangan saya harus transit di Hongkong yang mana meskipun saya bakal menaiki pesawat sama tapi tetap harus turun, membawa barang yang ada di kabin, melewati imigrasi yang agak lebih ketat daripada di Taipei, dan kembali lagi ke si besi terbang. Dengan waktu transit yang hanya sekitar 30 menit dan jarak ke imigrasi dan pindah gate yang jauh dan rumit seharusnya tidak menjadi ken

Besi Terbang -Taipei Series part II

Juni 2018 Malam itu sudah direncanakan untuk tidak tidur. Bukan suatu hal yang biasa bagi saya yang mengharapkan segala sesuatu berjalan teratur, termasuk juga urusan tidur. Alhamdulillah ada dua kawan yang sangat berbaik hati menemani melek. Dan untungnya jarak kost ke damri hanya beberapa meter sehingga saya tidak harus jalan jauh jam 2 dini hari ke damri demi mendapatkan jadwal paling pagi mengejar si besi terbang. Singkat cerita semua berjalan lancar dan beberapa menit setelah lepas landas, saya langsung pulas tertidur. Tidak peduli orang-orang di samping kanan kiri yang sedang asik ngobrol. Pun tidak peduli untuk menikmati bahwa ini adalah penerbangan perdana saya keluar nusantara. Ketika mata sudah tidak bisa berkompromi, yang ada hanya gelap dan kesadaran yang mulai timbul tenggelam. Mata agak terpaksa terbuka dan saya kembali menemukan kesadaran ketika si mbak berseragam merah menawarkan makan. Akhirnya hak perut datang juga. Makanlah saya dengan cita rasa yang hambar da