Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Seharian Eksplor Solo

Sebenarnya sudah beberapa kali mengunjungi kota ini, tetapi kunjungan-kunjungan itu hanyalah bersifat transit. Transit mau tes kerja. Transit mau ke Tawangmangu. Transit mau kondangan. Dan lain sebagainya. Pun sebenarnya kunjungan kali ini ditujukan untuk kondangan salah satu teman dan dengan memanfaatkan waktu luang yang ada, akhirnya terciptakan eksplor Solo seharian yang akan saya coba tulis sedikit untuk saya sendiri dan kalian yang mampir di blog ala kadarnya ini. Sego Pecel Dong Adas Sambel Tumpang Karena malamnya saya menginap di rumah teman di Boyolali, alhasil paginya pun saya diajak untuk mencicipi sarapan dengan menu khas Kota Susu ini, yaitu nasi pecel dong adas dengan sambel tumpang. Kalau sambal tumpang sebenarnya sudah tidak asing dan lazim ada, terutama di Jawa Timur. Namun, yang menjadikan beda adalah adanya dong adas, jenis dedaunan yang mungkin masih termasuk golongan herba karena ada cita rasa mint ketika masuk ke mulut. Bentuknya lancip-lancip sepert

Dua Hari Eksplor Semarang

Ternyata eksplorasi Semarang di akhir pekan (Sabtu-Ahad) lumayan cukup memuaskan. Begitulah sedikit kesimpulan saya yang sekitar dua minggu lalu memutuskan mengunjungi Ibu Kota Jawa Tengah ini. Sebagai warga asli Jawa Tengah, saya memang baru beberapa kali mengunjungi Semarang dan pastinya ada beberapa tempat yang belum saya kunjungi, sebut saja salah satunya adalah wisata mainstream Lawang Sewu hehe. Sampai di Stasiun Tawang pada Sabtu sekitar pukul 10.00 dan karena teman saya dari Boyolali diperkirakan baru akan sampai pukul 12.00, akhirnya saya memutuskan berteduh ke Masjid Baiturrahman di area Simpang Lima. Menunggu sembari merebahkan badan. Dhuhur datang dan setelah sholat berjamaah, teman saya sampai juga. Bercakap-cakap sebentar sembari melempar pertanyaan dan membagikan kabar karena beberapa tahun tidak bertemu, sekitar pukul 13.00 pun kami memutuskan ke Lawang Sewu. Oya, karena sebenarnya agenda ke Semarang ini agak mendadak, jadi kami tidak terlalu kaku dengan iti

Museum Multatuli: Melihat Kembali Karya Anti-Kolonialisme

Museum ini terletak di Rangkas Bitung, sebuah daerah di Banten yang (saya baru tahu) ternyata masih bisa diakses dengan KRL. Lebih tepatnya Stasiun Rangkas Bitung menjadi pemberhentian terakhir rute KRL Tanah Abang – Rangkas Bitung dengan lama perjalanan sekitar 1,5 – 2 jam. Letaknya cukup mudah dijangkau karena berada di pusat kota, dekat dengan alun-alun, masjid besar, dan komplek pemerintahan Rangkas Bitung. Dari Stasiun Rangkas Bitung pun jarangnya tidak jauh. Sekitar 1 km sehingga dapat ditempuh dengan jalan kaki, angkot, maupun ojek. Jadi, dapat diperkirakan sendiri alokasi waktunya jika mau mengunjungi Museum Multatuli ini karena jika salah merencanakan waktu, bisa-bisa hanya membuang waktu di perjalanan. Ilustrasi Multatuli di samping museum (dok. pribadi) Museum Multatuli tampak depan (dok. pribadi) Awalnya saya bingung kenapa si Museum Multatuli ini bisa berada di Rangkas Bitung. Dan ternyata Multatuli memang sejak awal bekerja pada pemerintahan Belanda di L

Pemilu paling rumit dan damai sedunia

https://www.google.com/amp/s/nasional.sindonews.com/newsread/1396823/12/dunia-apresiasi-pelaksanaan-pemilu-damai-di-indonesia-1555541475 https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/3943393/headline-rayakan-pemilu-serentak-2019-dengan-aman-dan-damai https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2019/03/08/pemilu-indonesia-paling-rumit-sedunia Yap. Ada yang perlu dibanggakan dari kalimat yang menjadi judul di beberapa media massa beberapa hari setelah hajatan akbar negara kita ini 16 April 2019 lalu? Jawabannya ke diri masing-masing. Tapi, disini saya akan sedikit (banyak) bercerita pengalaman noblos tahun ini. 16 April 2019. 03.00 sekitarnya. Alhamdulillah saya sampai rumah dengan selamat. Meskipun dipenuhi dengan drama-drama sepanjang jalan. Bagaimana tidak, bagi saya ini sedikit (banyak) mirip mudik lebaran. Terminal bekasi sudah penuh penumpang ketika saya datang. Saya datang ketika satu-satunya bis yang jalurnya lewat rumah saya keluar terminal dengan penumpang yang telah p

Tips Membuat Artikel untuk Media Massa

Artikel yang saya maksud disini adalah artikel media massa ya, bukan artikel di media sosial yang berisi cerita bebas, pengalaman pribadi, sampai curahan hati yang dibumbui irisan bawang. Ada beberapa jenis artikel media, namun saya akan menyederhanakannya menjadi dua macam, yaitu artikel ringan dan artikel mendalam ( indepth ). Keduanya bisa merupakan artikel hasil reportase dan bisa juga hasil riset sendiri. Oke, berikut saya akan jelaskan beberapa tips dan proses yang dilalui untuk membuat sebuah artikel hingga akhirnya terbit di media yang dituju. Pertama, ikuti aturannya . Masing-masing media massa atau penerbitan pasti mempunyai aturan tersendiri. Misalnya, tentang panjang artikel atau jumlah kosa kata. Pastikan kita mengikuti aturan ini. Jangan membuat artikel yang panjangnya jauh melebihi ketentuan karena (i) editor banyak kerjaan, dan artikel panjang itu belum tentu dipandang bagus oleh di editor, dan (ii) kalau pun artikelnya bagus, editor akan memotong artikel itu s

Trend on High Fiber Beverages

Declaimer: Artikel ini telah terbit dan bisa dibaca di Asia Food and Beverages Magazine. In recent years, consumer have an increased desire to consume more food product containing beneficial ingredients, such as dietary fiber, plant-based protein, antioxidant, etc. That because people’s diet has changed due to busy lifestyle so that they tend to consume ready to eat, fast food and etc. that may resulted in varous diseases such as cardiovasculer disease and other health problem like obesity.   Consumer study by Innova Market Insight in 2017 showed that 2 of 5 of US and UK consumers increased their consumption of healthy foods. Beside that, 1 in 5 in the US consumers are most influenced by real ingredients and ethical claims on packaging are top of mind. This consumer behavior challenge food manufacturer to produce such product, e.g. high fiber beverage. According to Mintel, there are growing of food categories with high/ added fiber claim launches in Asia Pacific (selected cou

Optimizing Carotenoid in Red Chili as Spicy Ingredient

Artikel ini telah diterbitkan di Asia Food & Beverage Magazine Thailand 2019.  Ini pengalaman pertama nulis untuk media luar. Hasil kerja sama dengan salah satu redaktur dalam negeri juga, yang mana mantan posisi di kantor lama saya. Masih tentang makanan dan ngga akan lari jauh-jauh juga dari foodtech. Selamat membaca. Semoga bermanfaat ~ The desire for spicy food has grown phenomenally over the last 500 years or so. Initially, red chili has been cultivated for its role as a flavor enhancer. It had been used to spicing-up maize-based diet. Red chili has been known to contain a rich source of vitamin s; vitamin A and C. It also has antimicrobial properties, which the function of that is for helping the distribution , beside using cold preservation . This is stated by Spence (2018), that the ability of chili by releasing an endogenous opioid as antimicrobial compound may have helped the distribution to around the world. Capsaicinoid has been known as flavor compound