Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Sebuah Kesaksian

Siapa yang tidak tergerak hatinya ketika jutaan saudara muslim kita memperjuangkan keyakinannya. Dan saya? Keinginan untuk bisa bergabung bersama mereka hanya sampai hati saja. Tak sampai terlisan. Ketika membaca broadcast WA ini di salah satu grup, sangat ingin berbuat sesuatu. Tapi apa yang bisa saya lakukan? Dan akhirnya inilah satu satu cara yang dilakukan. Agar tulisan ini lebih bisa dibaca banyak orang. Agar dapat mengetuk hati lebih banyak orang. By: DenySuwarja Tadinya tidak terpikirkan,ikut menjemput dan mengawal para peserta long march Ciamis-Jakarta di Malangbong.  Saat ada keperluan di Cibatu, pukul 15.40 WIB membaca  update info rombongan dari salah seorang peserta. Bahwa, rombongan sudah tiba di mesjid Agung Malangbong.  Tertarik dan panggilan hati, ingin memberi dukungan moril kepada mereka. Via Sasakbeusi, menuju Malangbong.  Perasaan dan hati dibuat bangga dan sejuk. Betapa tidak, di sepanjang tepi jalan tampak masyarakat berkerumun  di setiap sudut.  Anak-anak

Melangkah Pulang

Merasakan perjalanan paling lama sepanjang sejarah merantau. Rasanya dimensi waktu berjalan sangat lambat bagi saya hari ini. Tujuh jam yang seperti menguras semuanya. Tujuh jam yang kurasakan sangat lama. Tujuh jam yang ditakdirkan Alloh bahwa saya tidak bisa mengantarmu. Dan sekarang berdiri saya disini. Dalam senja maghrib yang sunyi. Dalam rumah sendiri yang terasa asing. Sendiri. Menyadari bahwa perjuangan tujuh jam belum cukup. Perjalanan yang terasa sangat panjang ini berujung pada titik ini. Ya rumah saya kosong, tak ada bapak ibu atau adik-adik yang biasanya berkumpul sehabis maghrib seperti ini. Mereka semua pergi. Pergi karena tak yakin akan bisa menyambutku dengan muka-muka bahagia seperti biasanya. Mereka semuanya sedang sibuk di rumahmu. Perjalanan yang lebih berat adalah melangkah 50 meter ke rumahmu. Langkah yang hanya diiringi suara hujan dan ditemani jalan tanah yang becek akibat hujan yang mungkin turun sejak siang. Seperti tak kuat lagi. Menyadari seharian

TPHP (Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian) #1

Haloo…. Perkenalkan nama belakang saya yang baru. STP alias Sarjana Teknologi Pertanian, yang sering diplesetin jadi Sarjana Tanpa Pasangan atau Sarjana Tanpa Pendamping. Heuheuheuu… Lain lagi dengan para akhi ukhti yang menyebut STP sebagai Sarjana Tanpa Pacaran, beuuh manteb kan. Oke fine, terlepas dari polemik kepanjangan STP tersebut saya tetap merasa bersyukur menjadi STP. Lima bulan telah berlalu ketika kami para mahasiswa dinyatakan lulus dengan sebuah upacara yudisium. Dan lima bulan lalu pula status kebanggaan saya yaitu “mahasiswa” selama 4 tahun 2 bulan terpaksa harus berganti dengan STP yang namanya masih menjadi polemik. Yep, we are not a student anymore. Banyak yang dengan terpaksa harus ditinggalkan dan lebih banyak lagi yang harus diraih di hari esok. Oke, saya akhiri basa basi bisu ini. Karena 4 tahun kuliah sangat sayang buat dilupakan begitu saja. Karena waktu 4 tahun kuliah banyak banget pembelajaran hidup. Karena 4 tahun kuliah menjadi masa pemantapan

Tentang Pilihan

Sebenarnya ngga seharusnya juga setiap kali ngepost suatu tulisan harus diawali dengan kalimat pembuka yang semakin lama semakin menjemukan. Kalimat akhirnya setelah sekian lama ngga nulis blab la bla atau fuuh kasian sekali blog saya yang lama ditelantarkan pemiliknya ini , dan masih banyak lagi kalimat-kalimat sejenis itu yang intinya mengekspresikan kesan pertama ketika jari mulai menari lagi, ketika kata mulai terangkai lagi, ketika cerita baru mulai mengalir, dan tentunya ketika satu cerita hidup berhasil disematkan dalam sebuah blog. Begitu juga sekarang ketika hampir semuanya tidak sama dengan 4,5 tahun lalu saat jari menari lincah meninggalkan jejak-jejak cerita yang naif untuk dilupakan. Kadang ketika keisengan melanda dan mulai membuka older posts, saya dibuat termenung sendiri dengan segala yang terlewati. Senyum sendiri, baper, dan hal yang paling lama membuat termenung adalah mencari hikmah dari berbagai peristiwa tersebut. Ya… meskipun posts di blog hanyalah sebagian