Pak De Purwo Vs CMC Tongkol Jagung -PImnas part IV

11 September 2013

Kalau kami ditanya ke Lombok untuk apa? Pimnas atau jalan-jalan? Maka, kami jawab “dua-duanya”. Yap, saya sendiri sudah mengharapkan moment-moment ini berbulan-bulan lalu. Bahkan, password leptop sampai saya buat “Lombok2013”, ganti lagi menjadi “Pimnaslombok”, modifikasi lagi menjadi “Pimnasemas”. Semua itu untuk menjadi motivasi jangka pendek bagi saya sendiri. Bukan apa-apa karena tentunya niat kami “ke desa” bukan karena Lombok semata kan?

Dan sekarang semua ini nyata. Kami ada di Lombok. Hanya ada lima hari disini. Untuk Pimnas 26 dan jalan-jalan. Siapa sih yang nggak mau lomba sambil jalan-jalan? Dibayarin pula. Huh, Subhanalloh… Kami tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Maka, setelah sampai di Lombok hal yang terpikir adalah menyewa mobil. Alhamdulillah, ada Mas Juned, anggota tim kami yang selalu sigap menangani ini. Karena berdasarkan kabar burung, jalan-jalan bersama kontingen dirasa kurang memuaskan(maaf). Kami memaklumi itu karena jumlah anggota kontingen yang banyak . Kami pun menyusun rencana untuk ngelayab sendiri, tentunya dengan meminta ijin dari pihak UGM dulu.

Malam itu tidak ada jadwal pimnas. Namun, dari pihak UGM tampaknya telah menyusun acara sendiri. Entah apa. Yang saya tahu semenjak siang, sms jarkom telah beberapa kali mengingatkan saya dan kelompok untuk berkumpul di penginapan pukul 19.00 WITA. Tapi, kami telah punya agenda sendiri. Entah kemana tujuan kami, tapi pokoknya kami tak akan menyiakan kesempatan ini.

Sekitar pukul 20.00 WITA, mobil kami pun telah meluncur halus menyusuri jalanan Lombok menuju Senggigi. Tiba-tiba saya menerima pesan singkat yang tak diperkirakan. “Duha, kamu dimana? Kok saya cari gk keliatan. Anak-anak yang lain juga. Pak Nursigit ingin bertemu kalian.” Wew, dosen pembimbing mencari, Pak Wadek juga ingin bertemu. Kami malah kabur. Ya sudah lah, akhirnya Dosen kami juga mengerti dengan niat dan tingkah kami yang waton ini.

Yap, akhirnya kami sampai di Senggigi. Pantai yang mempesona, meskipun sebagian besar telah di komersialisasi. Miris banget melihat hotel-hotel mewah yang langsung mengambil bagian pantai sehingga masyarakat umum tak bisa menjangkaunya. Tampaknya kebijakan disini membuat para investor asing sangat mudah untuk menanamkan bisnisnya. Terlepas dari itu, Lombok memang indah dan mempesona. Langsung deh jeprat-jepret J

Senggigi at night


Jagung bakar pun menemani kebersamaan kami di Senggigi. Belum puas juga rasanya kalo ke pantai tapi nggak merasakan dinginnya air laut, kami pun berlanjut menuju pantai lain. Pantai yang sudah sepi, ya iyalah orang udah jam 10 malam, dan kami bisa merasakan deburan ombaknya yang tenang laiknya empang.

Bidadari edan


Perjalanan malam ini pun diakhiri dengan nongkrong di alun-alun kota. Menikmati suasana malam Lombok.

Ya Allah. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? 
Pak De Purwo Feat CMC Tongkol Jagung


Berfoto ria di alun-alun kota












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II