Halal Turism -Taipei series part IV

Waktu menunjukan pukul 19.00 waktu setempat dan matahari masih malu-malu mengucapkan sayonara pada belahan bumi satu ini. Sedangkan mata ini sudah mulai tak bisa dibohongi sehingga berakhirlah hari ini dengan hanya terlelap pulas. Tanpa menikmati udara malam dan kalau kata orang Malaysia berpusing-pusing sekitar. Terima kasih pada popmi penyelamat kelaparan karena keengganan kaki melangkah mencari makanan halal yang hanya ada di titik-titik tertentu.

Hari pertama tugas di sini menjadi hari terpadat dibanding dua hari berikutnya. Berkunjung dari satu tempat ke tempat lain yang diselingi dengan wawancara, diskusi dan foto. Karena misi kunjungan tiga hari di sini adalah mengulik wisata halal atau halal turism, jadilah saya dan tiga orang lainnya dicekoki dengan berbagai hal tentang Islam di tanah Taiwan. Dan untungnya background kerja saya dan kawan-kawan lainnya tidak jauh-jauh dari makanan, termasuk soal halal; Pak Cik Azlie yang berkutat di pariwisata halal Malaysia; Hiroto-san yang mengulas berbagai resto halal di Jepang; dan Raudha yang fokus di halal trip Singapura; menjadikan pembicaraan di antara kami nyambung tanpa perlu waktu lama.

Salah satu pembicaraan yang menarik adalah tentang Hiroto-san yang notabennya bukan muslim, namun mempunyai ketertarikan besar tentang komunitas muslim, tidak hanya kaitannya dengan pekerjaan. Bahkan saya dan Pak Cik Azlie seakan menjadi objeknya dalam melihat realitas bagaimana seorang muslim menjalankan ritual kewajibannya di lingkungan yang mayoritas non muslim dan tidak punya pengetahuan tentang Islam. Misalnya ketika saya dan pak cik kesulitan mencari tempat wudhu dan tempat sholat di sebuah acara berlabel halal food. Agak lucu sih. Tapi setidaknya pihak penyelenggara telah menyediakan tempat sholat yang lumayan proper meskipun harus wudhu di tempat pencucian kain pel dan terpisah jauh dengan ruang sholat.

Oya, Saya tidak menuliskan hal-hal "berat" di sini karena tulisan yang memuat hal-hal "berat" tersebut telah saya tuliskan sesuai tugas kantor di Foodreview Indonesia edisi Agustus sampai Oktober 2018.

Masjid Besar Taipei

Banyak hal menarik di hari pertama ini. Salah satunya kunjungan ke Masjid Besar Taipei dan ngobrol dengan "semacam pengurus" masjid. Hal yang menjadi titik berat bagi saya adalah tentang perkembangan Islam di mana tidak hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, dakwah, penerimaan dan penolahan masyarakat, namun situasi politik juga sangat memengaruhi. Misalnya ketika kepala negara banyak bekerja sama dengan negara muslim, otomatis banyak kebijakan yang ramah terhadap muslim dan membuat jumlah muslim meningkat. Seperti sekarang di mana pemerintah mulai memperkenalkan negara mereka sebagai tujuan wisata halal (halal turism) demi menampung pasar wisatawan muslim dengan berbagai kebutuhannya, mulai dari kuliner yang halal, hotel yang halal, tempat umum yang ramah muslim, ketersediaan tempat ibadah, dan lain sebagainya. Pun pengetahuan masyarakat lokal tentang apa dan bagaimana muslim menjalankan kehidupan agamanya terus ditingkatkan. Ini insya Alloh bakal saya bahas di tulisan berikutnya.

Disini pula saya tahu, bagaimana besar usaha sebuah negara yang mayoritas penduduknya non muslim namun berupaya mencitarakan diri dan memberikan pelayanan terbaik buat muslim. Kemudian saya bercermin pada diri sendiri di mana Negeri sendiri yang mayoritas muslim namun belum sepenuhnya memanfaatkan potensinya. Kalau yang mayoritas non muslim saja bisa menggenggam pasar wisata halal, mengapa Indonesia belum? Jangan-jalan kita hanya menjadi pasar bagi mereka yang lebih melek peluang di depan mata. Berdasarkan suatu situs halal trip, kita masih dibawah Malaysia dalam urusan wisata berbasis halal.

Indonesia menurut saya bukan tidak menangkap peluang itu, hanya saja jalan kita yang kurang cepat. Beberapa wisata halal mulai berjalan, misalnya di Lombok. Pun kebijakan pangan halal terus digembor-gemborkan, misalnya dengan adanya UU no. 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal ataupun tentang Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal yang dibentuk pemerintah tahun lalu. Semoga kita bisa berjalan bahkan berlari lebih cepat. Semoga ~~




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II