Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) -CPNS Series part II
Rangkaian seleksi CPNS 2019 memang dimulai akhir tahun sehingga jadwal tes seleksi kompetensi dasar (SKD) juga diperkirakan awal 2020. Adapun instansi yang saya daftar mendapat jadwal SKD awal Februari 2020. Waktu itu Covid 19 belum masuk Indonesia sehingga instansi hanya menggelar SKD di satu tempat, tepatnya di salah satu hotel di Jakarta. Alhasil peserta dari luar Jakarta, bahkan luar Jawa pun, harus ke Jakarta untuk SKD ini.
Dengan jumlah total formasi (umum, cumlaude, disabilitas, serta
putra-i Papua dan Papua Barat) yang dibuka sekitar 200 kursi, peserta yang
lolos seleksi administrasi dan lanjut ke SKD sekitar 9000 orang. Bisa dihitung
sendiri peluangnya ya. Pun dengan unit kerja yang saya daftar yang mana
membutuhkan 6 kursi akan diperebutkan oleh 870an orang.
Dengan memperhitungkan peluang-peluang tersebut, awalnya saya
merasa agak pesimis. Tapi karena sudah terlanjur daftar, akhirnya pasrah saja
dan mencoba memaksimalkan usaha. Waktu itu salah satu teman memberi masukan “Toh logika manusia tidak ada apa-apanya
dibanding matematika Alloh”. Disini saya coba membagikan beberapa hal yang
mungkin bisa bermanfaat dalam mempersiapkan SKD.
Pertama, jangan coba-coba.
Mungkin banyak di antara kita yang ketika daftar CPNS hanya diniatkan
coba-coba. Mengikuti tes pun tanpa persiapan berarti karena hanya coba-coba. Jika
lolos tes, maka akan senang gembira. Namun, jika tidak lolos biasanya akan menyesal
karena kurangnya persiapan. Penyesalan seperti ini pernah saya rasakan dulu
haha. Akhirnya saya coba ubah niat coba-coba itu menjadi hal yang serius. Layaknya
dulu mendaftar kuliah. Semuanya sebisa mungkin dipersiapkan dengan baik,
terutama belajar materi dan soal-soal SKD yang dari tahun ke tahun memang
soalnya bervariasi. Pun jika hasilnya masih tidak lolos, setidaknya semuanya
sudah diusahakan semampu kita.
Kedua, bikin grup belajar.
Ini sangat berguna menurut saya. Karena belajar beberapa bulan sebelum SKD itu
sangat membutuhkan dorongan. Dorongan dari rasa malas. Dorongan dari kesibukan.
Dorongan untuk menyisihkan waktu secara konsisten untuk belajar. Membuat grup
belajar dengan teman yang mempunyai tujuan sama, saling mengingatkan, saling
membagi soal, saling nagih jawaban untuk dikoreksi, dan saling berbagi
informasi. Tidak perlu banyak orang. Saya rasa 3 anggota saja sudah cukup.
Saya sangat berterima kasih kepada EN dan EP yang sudah
menjadi teman belajar SKD dalam grup “Pejuang
NIP”. Antara Bogor, Bekasi dan Jogja, kita ternyata bisa membuat grup yang
berfaedah meskipun rasa malas di antara kita pasti kadang datang. Malas mengerjakan
soal. Terima kasih EP si bank soal yang selalu rajin membagi soal-soal dan sabar
menagih jawaban dari saya & ER untuk dikoreksi hehe.
Ketiga, bank soal. Ini perlu
banget. Tidak harus semuanya dari buku/ hardcopy
karena kita bisa mendapatkan banyak sekali file-file soal SKD ini. Banyak soal
TWK yang sebenarnya inti masalahnya sama namun dibuat dalam bentuk pertanyaan
yang berbeda-beda. Perlu banget belajar memahami soal TWK dengan cepat dan
menentukan jawaban yang benar. Mungkin bagi yang tidak terbiasa dengan
soal-soal jenis TWK ini bisa dibuat bingung dan terkecoh. Jam terbang
mengerjakan soal SKD ini, baik TWK, TIU mapun TKP, sangat penting melihat
penguasaan materi saja tidak cukup, melainkan harus mempertimbangkan ketepatan
waktu. Jangan lupa juga untuk latihan soal dengan aplikasi sesuai ketentuan BKN
sehingga kita bisa tahu memprediksi posisi kita dengan nilai total dan lolos
atau tidaknya terhadap passing grade.
Ke-empat, persiapan fisik dan
mental serta selalu update informasi. Ini perlu di saat menjelang
pelaksanaan tes. Apalagi yang datang dari luar kota yang pastinya membutuhkan
waktu untuk istirahat dahulu. Saya sendiri merasa diuntungkan karena pernah
mengikuti SKD di 2017 sehingga sedikit sudah mengetahui tentang tata cara
pelaksanaan SKD di mana peserta mengantri beberapa kali, menunggu, antri lagi,
dan lain sebagainya.
Banyak-banyakin baca informasi juga perlu karena bisa saja
sedikit informasi yang ternyata sangat berguna buat kita. Misalnya ketika SKD
instansi saya, di hari sebelum saya tes, banyak peserta yang mengeluh dengan
ruangan yang terlalu dingin. Tipikal ruangan fungsional hotel memang dingin sih pastinya. Alhasil hal tersebut bisa disiasati dengan menggunakan pakaian dalam
yang agak tebal, atau pun hal lain. Saya juga agak sedikit menyesal karena
menempati kursi di dekat pintu keluar dimana di akhir-akhir waktu banyak
peserta yang sudah selesai dan keluar yang membuat konsentrasi terganggu. Terlihat
hal kecil ya, namun ternyata memengaruhi performa kita dalam mengerjakan soal. Dan
tentunya dapat berpengaruh juga ke hasil akhir.
Ok, sekian tulisan pengalaman saya mengikuti SKD CPNS 2019. Semoga bermanfaat. Jika berkenan, silakan lanjut
membaca tulisan tentang SKB (Seleksi Kompetensi Bidang).
Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar