Penting Tidak Penting

-

Latar: kantor redaksi sebuah media massa
Waktu: lepas jam 13.00
Suasana: ruangan sunyi, suara AC dan bunyi ketikan keyboard, dingin, beberapa orang kantor pada ijin, dan ini hari senin
Kondisi: menjelang deadline

A: abis makan langsung moco jurnal dadi kunang2 yet
A: *euy
B: Haha
B: Aku baca jurnal masih ga fokus
A: ngga fokus sama?
B: Jurnalnya
B: Pikiranku masih jauh di sana
B: Bayangin temenku yg lagi kerja aku suruh buat ngecek adekku
B: Pasti dongkol banget dia wkwkwkw
B: *emot ketawa ngakak*
Ceritanya keluarga si B di kota nan jauh sana baru saja kena tipu, ibunya transfer uang dengan jumlah lumayan besar ke orang yang nelfon dan ngaku kalau adik si B kecelakaan. Paniklah si Ibu dan mentransfer sesuai yang diminta penipu.

Beberapa menit, si A tidak menanggapi karena beneran ngantuk

B: Jalan-jalan sana
B: Naik turun tangga
A: wkwkwk
A: bayangin mikotoksin

Ceritanya si A lagi nulis tentang kasus cemaran mikotoksin dan seperti biasa harus studi literatur dari beberapa jurnal.

Si A pun turun ke bawah. Beranjak ke dapur untuk menyeduh secangkir kopi panas berharap bisa melawan rasa kantuk dan dinginnya hawa bogor menjelang hujan

B: Jangan tidur di bawah

Si A baru kembali setelah beberapa saat dan percakapan pun berlanjut.

A: wkwk
B: Dijamin masih ngantuk
B: Mikotoksin menyebabkan kantuk
A: ngga yo, wes seger
A: mungkin kalo sabtu-minggu libur porsi tidurku cukup
B: Sabtu Minggu besok libur
A: tapi ada beberapa tanda yang bisa menjadikan sabtu ngga libur
A: *pembicaraan tdi pas makan siang

Jadi si A tadi siang mendapat info dari senior yang paling tau segala hal dan gosip di kantor. Dan dari penelusurannya terciptalah berita sedih dan agak menyedihkan kalau kemungkinan sabtu besok tetap masuk padahal tanggal merah.

B: *emot terkejut yang lebay*
B: Aku sudah membuat rencana Sabtu ini
A: sama
B: *emot ombak tsunami*
B: Dari tadi nulis ternyata masih set halaman
B: *emot sedih ditinggal kekasih*
A: wkwkwk
A: *skrinsut progress tulisan* caption: miko (toksin) 3/4 nih. terimakasih pada kopi yg telah menolong
B: *ikutan skrinsut juga* caption: Word nya hampir sama loh. Haha *emot ketawa bahagia punya temen senasib sepenanggungan*

Yep, kebetulan jumlah word progress tulisan mereka hampir sama. A 311 kata dan B 313 kata. #penting

A: penting bgt ya
B: Pertanyaan andalan
A: retoris
B: Penting! Banget!
A: haha, ngga jadi retoris deh
B: *emot pupil mata dikeatasin*
B: Kamu tau kelinci makan apa?
A: rumput? wortel? kanghkung?
B: Mereka makan suplemen karena mager cari makan
B: apasih
B: *emot sebel sama diri sendiri*
A: lucu sumpah
B: *emot pupil mata dikeatasin*
B: udah berapa kata?
A: 382
B: 426
B: *emot pake kacamata item padahal di dalam ruangan*
A: wkwkwk, kalo chat ini dimasukkin mungkin jadi 500
B: *emot ketawa ngakak*
B: Mungkin bisa jadi skripsi udahan
A: oya, aku ada diagram, jadi sudah lumayan membantu

Yep, jadi diagram akan menambah banyak space dan halaman dalam artikel.

A: novel keleus: obrolan berbobot tim redakciih
B: Novel ya
B: Bentar aku cari judul
B: *emot sok mikir keras*
A: usul: 1. obrolan berbobot tim redakciih
B: usul: 1. obrolan berbobot tim redakciih; 2. Percakapan tidak penting tapi perlu tim redakciih
B: Menggunakan ciih untuk mengenang dan menghormati jasa mba aul~

Mba Aul adalah panutan mereka dalam hal kreativitas, imajinasi, dan sesuatu yang abstrak. Dan Mbak Aul baru resign beberapa minggu lalu.

Percakapan pun berlanjut antara penting dan tidak penting.
Sekian.
Semangat ngerjain deadline.
Btw, mereka sama-sama golongan darah O jadi mungkin agak mirip tipe rajinnya. Rajin pas deadline aja wkwk #penting

word count: 576



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

-
Gambar
Hmm… dilema yang sempat saya rasakan tahun-tahun belakangan ini tiba-tiba muncul kembali. Kira-kira 2 tahun lalu ketika masih menjadi bagian kecil dari mereka, saya sedikit tersadar bahwa ada yang tidak pada tempatnya. Tapi sebagai seorang yang masih sangat junior, saya cuma menjadi pengamat. Mengamati langkah-langkah mereka, mengamati langkah-langkah yang bukan mereka. Dan berkat pertemuan dengan seorang senior yang berpikiran sama dengan saya, saya pun mendapatkan informasi aktual terkait gerakan mereka di “teritorial tetangga”. Sip, sedikit banyak tahu dan semakin risih melihat gelagat mereka. Yap, nilai-nilai kesucian itu telah terkotori dengan intrik-intrik busuk dan picik. Dulu, saya kira mereka adalah agen-agen terbaik penjaga nilai-nilai kesucian itu. Dulu, mereka selalu berlagak manis di depan kami para junior yang masih polos. Dulu, mereka mereka mengagung-agungkan persaudaraan dan janji-janji manis akan nilai-nilai kesucian. Tapi sekarang, lupakan senyum manis itu. Lu...
Baca selengkapnya

CLIMB

-
Gambar
 Di bulan – bulan penghujung tahun 2017. Saya lupa tepatnya bulan apa. Lari pagi bukan suatu kebiasaan buat saya. Jika saja bukan karena sesuatu yang seperti menekan otak ini, saya akan lebih memilih berbaring di kost daripada lari keliling Kebun Raya Bogor di hari kerja. Seperti yang saya lakukan saat itu. Mengingat masa itu, rasanya geli sendiri. Seakan semua begitu drama. Meskipun begitu adanya pada masa itu. Dan semua itu pasti memberikan timbal balik pengalaman akan sebuah kegagalan dan bagaimana menyikapinya. There’s always gonna be another mountain I’m always gonna wanna make it move Always gonna be uphill battle Sometimes I’m gonna have to lose Ain’t about how fast I get there Ain’t about what’s waiting on the other side It’s the climb Lantunan lirik Climb -nya Miles Cyrus versi Boyce Avenue itu menemani saya ketika itu. Yang rasa-rasanya bisa sedikit menjadi penyemangat bagi saya. Sekitar pukul 6 pagi, udara Bogor benar-benar masih segar. Dari Tugu Kuja...
Baca selengkapnya

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II

-
Dari postingan saya sebelum ini, ternyata ada beberapa teman yang menanggapi, sedikit berdiskusi, sedikit bertukar pikiran, dan sedikit memupuk pemahaman. Sebelumnya terima kasih buat temen-temen yang udah baca tulisan saya. Dari sedikit obrolan dengan temen-temen, saya mendapat beberapa hal yang juga baru saya mengerti. Huh, bingung harus mulai darimana.  Yap, saya baru ngerti bahwa ada celah yang memisahkan antara teman-teman yang sependapat dengan saya dengan mereka. Kebanyakan teman-teman ini adalah orang-orang yang sedikit banyak tahu tentang nilai-nilai kesucian tersebut saya lihat menjauh dari kelompok mereka. Orang-orang yang dari kecil diajari nilai-nilai kesucian, orang-orang yang dibesarkan dengan pemahaman-pemahaman terhadap nilai-nilai kesucian, orang-orang yang dalam pendidikan formalnya pun dijejali nilai-nilai kesucian, orang-orang yang ketika memasuki dunia perkuliahan telah terbekali pemahaman-pemahaman itu.  Di lain sisi, kelompok mereka se...
Baca selengkapnya