Seminggu untuk Karimunjawa #KKNstory part 3
Hay
Duh, tak terasa hampir seminggu sudah kamu disana. Apa kabar kamu dan
Karimunjawa? Hay, tentunya kau tak melupakan dirimu yang tertinggal di Jogja
ini kan?
Ckck…ada perasaan lucu ketika
pertanyaan itu menyapa. Tahu kau Duh, nampaknya saya sudah cukup besar sehingga
sekarang saya disini untuk KKN. Mahasiswa tingkat akhir bro, julukan yang seketika
saja menempel di jidat ini karena sekarang saya menginjak semester 7. Mungkin
karena mungkin saya terlalu menikmati masa kuliah saya, mungkin karena saya
terlalu tenang menghadapinya, mungkin karena saya terlalu enjoy dengan apa yang
dijalani, dan sekarang saya merasa semuanya berjalan begitu cepat. Tiga tahun
sudah, waktu yang tak sedikit namun terasa singkat. Yep, saya bakal merindukan
saat-saat ini dan sebelum ini.
Hiks… sudahlah tak usah berharu biru
dulu. Oya, sebelumnya maafkan saya karena lama tak mengabarimu. Mungkin karena
rayuan ketenangan Karimunjawa yang sungguh menggoda. Sungguh, aku tak bohong. Di
belakang rumah (pondokan KKN), saya dan lainnya bisa menghabiskan waktu
sepanjang hari hanya dengan duduk santai di gazebo yang terletak di tepi laut
jawa. Dari pagi sampai sore, memandangi laut jawa dengan beberapa pulau kecil,
memancing bersama anak-anak kecil, sesekali menceburkan diri ke laut. Sungguh
sesuatu yang tak bisa dibayar. Ini baru seminggu, dan aku tak tau hal apa yang akan
kami hadapi esok. Beberapa kali saya sempat berpikir jika para kamu hadir
kesini.
Seminggu awal merupakan waktu yang
menentukan. Karena seminggu ini adalah waktunya observasi seoptimal mungkin
untuk merancang berbagai program KKN. Seminggu untuk mengenal warga lebih
dekat. Mencoba menyelami pembicaraan antara satu kelompok dan kelompok lain.
Menganalisis yang benar dengan yang kurang benar. Mencari beberapa fakta
didalam balutan benang-benang opini. Memilah dan mengambil yang perlu. Perlu
kejelian tersendiri memang, tapi seni memandang ini sebagai seni. Seni
bersosialisasi dan beradaptasi dalam masyarakat. Masyarakat yang kita tak tau
kondisi sebelumnya, masyarakat yang antara memuja dan menghinakan, masyarakat
yang antara ingin maju dan ingin uluran tangan. Begitu kompleks namun tetap
mengasikan mengamati semuanya di depan mata. Begitu kompleks namun tetap
berjalan dalam naungan kehidupan-Mu. Ya, hanya Engkaulah pengatur segala
kompleksitas ini.
Yep, cukup sekian tulisan saya kali
ini. banyak obrolan asyik yang rela saya tinggalkan untuk menyempatkan
menuliskan ini untuk kamu. Ya… kamu.
Wassalam… nantikan tulisan saya
selanjutnya
bincang ringan dengan warga |
kenalan door to door |
sekilas kondisi fisik Karimunjawa |
Komentar
Posting Komentar