Janji yang Terlupakan


Haduh, sebenernya saya ngga suka mengkritik pemerintah ataupun menghujaninya dengan anggapan-anggapan buruk tentang pemerintah. Hmm.. tapi ternyata ngga semudah itu, sebagai warga negara kita tak bisa acuh tak acuh. Yap, dalam tulisan ini saya mencoba berbicara soal pemerintah kita. Hehe, meskipun saya belum suka berbicara politik sebenarnya.

Cerita ini bermula dari ajang PIMNAS 2013 yang dilakukan sekitar setahun lalu. Alhamdulillah saya dan tim ikut serta menjadi salah satu peserta di ajang tersebut. Hmm… semuanya berjalan wajar seperti layaknya perlombaan besar. Semangat memberikan yang terbaik, atmosfer kompetisi yang begitu terasa, hingga harapan-harapan bisa liburan gratis karena PIMNAS kala itu berlangsung di Lombok.
Berhubung PIMNAS adalah salah satu hajat besar Depdiknas, maka tak heran Pak Menteri Pendidikan, M Nuh, hadir ditengah-tengah kami para peserta. Saat itu masih teringat jelas, ketika upacara pembukaan di halaman Rektorat Unram, Pak Menteri dalam pidatonya menjanjikan bahwa para pemenang dalam ajang PIMNAS akan mendapatkan beasiswa S2. Seketika semua peserta mengharapkan janji itu. dan Alhamdulillah pula kelompok kami pulang sebagai salah satu pemenang membawa medali emas dan perak.

Beberapa media yang mengabarkan janji Pak Menteri tersebut, buka saja linknya :


Tapi kenyataannya? Sampai sekarang, setelah berbulan-bulan berlalu tak ada titik terang tentang pemberian beasiswa tersebut. Semua seperti isapan jempol mereka saja. Bukan apa-apa, tanpa janji beasiswa itu pun saya tetap semangat bersaing memberikan yang terbaik. Tapi tanpa diminta dan disangka, M Nuh berjanji sendiri pada kami, dan dia sendiri yang mengingkarinya. Huh… sebagai rakyat kecil yang hanya bergelar “mahasiswa” apalah yang bisa dilakukan untuk kata-kata ini didengar mereka. Mention di twitter ngga ada tanggapan, malah timelinenya hanya berisi berita-berita manis kegiatan beliau. Nge-email pun tak kunjung di balas.
Bukan apa-apa, cuma mau mengingatkan bahwa itu janji Pak Menteri sendiri lho Pak. Kasihan saja kalau JANJI itu tak ditepati, karena itu akan berakibat pada Bapak sendiri di hadapan Tuhan kelak. Itu JANJI lho Pak, itu JANJI. Jangan mudah bermain-main dengan JANJI. Mau mengelak? Tuhan maha Tahu dan banyak buktinya.



Komentar

  1. Saya juga merasakan hal yang sama dengan anda. Semoga jika kita jadi pemimpin besok jadi lebih baik darinya. Q juga sudah berulang kali mengirim lewat email dan media sosial lainnya tidak ada respon sama sekali. Tetap semangat!!!.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II