Palembang #2 | For HMPPI, For Indonesia


Peduli, Nyata, Berkelanjutan. Begitulah slogan yang diusung oleh salah satu organisasi mahasiswa tingkat nasional yang saya ikuti, yaitu Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia. Terlihat jelas kan dari slogan tersebut bahwa tujuan kami sebagai mahasiswa teknologi pangan sedikit banyak mencoba berkontribusi untuk kemajuan pangan indonesia. Yap, seenggaknya saya pribadi juga nggak mau dong dicap sebagai mahasiswa yang cuma kenal teori, berteman hanya dengan mikrobia di laboratorium. Dan disisi lain, saya mau seenggaknya saya tau perkembangan permasalahan pangan yang terjadi, seenggaknya saya tidak merasakan culture shock ketika terjun ke masyarakat nanti. Oleh karena itu HMPPI menjadi tempat yang tepat untuk pembelajaran.

Dan sekarang, di Palembang, kami berkumpul untuk HMPPI. Yap, agenda dua tahunan yang biasa kami sebut RUA (Rapat Umum Anggota), kali ini bertempat di Universitas Sriwijaya Indralaya. Sore itu akhirnya saya dan teman-teman delegasi dari UGM, Unsoed, dan Unand sampai juga di kampus Unsri yang lumayan asri. Ketika tiba di penginapan, seketika hawa sepi menyerang (??), ya pantesan sepi karena ternyata agenda RUA telah dimulai sejak pagi sehingga delegasi-delegasi yang telah datang sebelumnya sedang ada di lokasi acara. Udah telat, nggak nyadar pula…wkwk

Ada belasan universitas yang hadir dalam RUA kali ini. Agenda RUA sendiri nggak jauh beda dengan organisasi lain pada umumnya seperti LPJ, pembahasan GBHO, rencana kerja, AD ART, Semnas, pemilihan ketua baru, Aksi turun ke jalan, dan diakhiri jalan-jalan.  Kayaknya sih biasa saja, tapi sebenarnya ini jauh di luar biasa. Yap, dalam beberapa hari pekerjaan kami hanya rapat, makan, sholat, mandi dan tidur. Dan nggak nanggung-nanggung, acara berlangsung dari jam 8 pagi sampai jam 4 pagi. Bisa dibayangkan, betapa bla bla bla nya kami…haha. Ngantuk itu wajar, tapi kami menjalaninya dengan suka cita bareng-bareng

Ada aja hal-hal kecil yang bisa mengundang humor. Gaya bahasa yang tiap daerah memang selalu enak untuk dinikmati, hmmm Indonesia memang kaya budaya. Dari kalimat sapaan saja sudah kelihatan bedanya, mulai dari mas/ mba, saudara/ saudari, kakak,  abang, dan lainnya. Bahkan ditengah panasnya atmosfer musyawarah, salah satu anggota tiba-tiba usul :”ini kan terlalu banyak kata sapaan, gimana kalo kita sepakati satu sapaan saja? gimana kalo kita sepakati kakanda dan adinda saja?”, dan forum menyepakatinya. Alhasil, saya dan teman sebelah saya cuma bisa menahan ketawa mendengar forum yang riuh dengan sapaan kakanda adinda. hmm… berasa kembali ke jaman Siti Nurbaya. Kakanda dan adinda, sapaan yang terdengar begitu aneh di telinga saya. Tapi, inilah Indonesia.

Kembali ke topik, meskipun agenda RUA belum sepenuhnya selesai namun kami, 4 anak delegasi UGM, harus pulang mendahului yang lain. Tidak jadi masalah buat saya. Di sini, di RUA HMPPI ini, saya mengenal berbagai wajah Indonesia. Wajah-wajah dengan idealisme mahasiswanya. Wajah-wajah yang telah berlelah diri ikut berkontribusi untuk HMPPI, untuk pangan Indonesia yang lebih baik.

Sedikit dokumentasi RUA HMPPI 2013

Delegasi UGM untuk HMPPI

Jalan-jalan dan saya tidak bisa ikut :(

Magangers 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II