Media Opini, Sosial Masyarakat, atau PSDM?



Well, setelah dipikir-pikir. Ketiga hal tersebut bukanlah options atau pilihan, tapi bagaimana diri ini harus menjalaninya. Banyak orang bilang bahwa kita harus menfokuskan diri dimana kita akan berkarya. Tapi, apakah itu berarti kita hanya diberi chance untuk fokus di satu hal? Tentu tidak. Just enjoy it. Melihat kembali ke belakang, saya masih ingat kepala sekolah saya dulu berkata “tak ada kata bisa atau tidak bisa, yang ada adalah mau atau tidak mau”, dan di salah satu buku saya mendapatkan kalimat bagus ini.

Aku. Banyak orang mendifinisikan tentang aku. Sebagus apa arti namaku, tak ada artinya jika tak ada yang tahu, maka apa yang telah dan akan kulakukanlah yang akan menjadi arti dan penilaian atas diriku.

Oke, setahun lebih bersama Media Opini memberi saya arti lebih tentang asiknya punya keluarga yang ceria, aneh, dan satu tujuan pastinya. Syukron katsiron buat Oma Rima yang makin aktif di FLPnya, Nenek Rey yang mau ekstensi di IPB, putri yang tertukar(RED : Mba Iim & Mba Tika), Mr. Crab(RED : Mas Imad), Om Lumut, Bapak Kura2, Resti, Eno, dan temen-temen MO lain. kalian, MO tanpa menggurui telah mengajari saya banyak banget tentang salah satu keisengan saya ini(RED : menulis). Tentang menulis yang baik, meskipun sampai sekarang masih sebatas ini yang saya bisa. Ohya, Oma Rima jangan lupa kabari saya tentang FLP ya?hehe

Next, yang satu ini benar-benar menguji saya untuk selalu bersabar dan bersabar. Setahun(meskipun kerjanya nggak lebih dari 5 bulan,hehe) yang berlalu dengan ketidakjelasan.hmmm… meskipun bukan tujuan awal saya untuk di sosmas, tapi setidaknya saya jadi tahu pentingnya salah satu dari tiga peran mahasiswa yang sering terlupakan( apa coba tebak?). Makasih Mas Centong d’bullier yang akan selalu nambah centongnya dan kawan-kawan sosmas semua. Ahh, tentunya saya akan butuh partisipasi kalian untuk langkah sosmas kita ke depannya. “Loyalitas, Cerdas. Mengabdi”, itulah kita selamanya.

The last, kalau ingat PSDM pasti ingat Mba Runi. Meskipun ketika saya menulis ini dia bukan Kadept lagi, tapi untuk PSDM setahun ini saya benar-benar salut dengan mba psikologi satu ini. Makasih buat Mba Runi dan PSDM yang sedikit banyak mengajari saya sebagai seorang yang mengatur manusia yang begitu  beragam, begitu kompleks, pokoknya serba begitu.hehe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II