1000 hari

Sekitar tiga pesan sekaligus muncul dari salah satu grup WA. Grup yang saya lupa kapan terakhir para anggotanya bercakap-cakap dalam grup tersebut. Grup yang memang umur aktifnya tidak terlalu lama sampai datang fase mati surinya (sampai sekarang). Dia adalah Fuzta yang malam ini mengirimkan foto-foto berikut.




Arma. Kamu adalah salah satu anggota grup ini. Dan kamu menjadi yang pertama menghadapNya. Seribu hari sudah.

Seribu hari yang semoga kamu lalui dengan kelapangan alam barzahmu, dengan kedamaian berteman dengan segala amalmu di dunia dulu, dengan ketenangan arwahmu di sisiNya.
Al-fatihah .....

Saya sangat bersyukur telah sempat dipertemukan makhluk ciptaanNya berupa kamu. Yang selalu lugas dalam setiap pembahasan. Yang sederhana dengan segala kecukupanmu. Yang selalu memandang dunia dengan cara yang membuat saya belajar banyak darimu kawan.

Kontrakan di daerah Jetis menjadi fase yang akan saya kenang. Bersama Fuzta & Irfad, kalian selalu menjadi semacam booster buat selalu rajin jamaah. aaah... ingat mushola di dekat sungai code itu? ingat bu Asih, ibu kontrakan kita yang bahkan setelah beberapa tahun berpisah dia menyempatkan datang ke pemakamanmu di klaten. ingat tiap berapa minggu sekali kamu kerap membawa suplemen bagi kita para anak kontrakan haha. Yap, telur puyuh. Ratusan telur puyuh yang selalu ready stock di kontrakan hampir selama setahun. Ingat waktu itu tiba-tiba kamu bawa mesin pembuat mi dan kita rame-rame bikin yang entah jadinya apa asal bisa di makan. Ingat waktu itu pas puasa senin kamis kita berempat menyempatkan buka bareng di warung padang daerah gejayan dengan cuma-cuma haha.

Ingatan tentang kontrakan jetis adalah ingatan tentang keguyuban. dengan ibu kontrakan. dengan tetangga. dan terutama dengan sesama teman kontrakan. Pagi hari tidak jarang kita makan gudeg bareng. Beli gudeg di pinggir jalan dekat gang masuk jetis dekat jembatan arah sardjito. atau sepeda-an ke pasar kranggan beli jajanan pasar. Yap, kontrakan yang sebenernya dekat sekali dengan tugu Jogja tapi kita ngga pernah main kesana haha.

Sebenarnya kesebersamaan kita tidaklah lama. Lumayan susah untuk menemukan waktu kita bisa berkumpul bersama. Kamu yang sibuk dengan kegiatan pecinta alam dan keluarga muslim, Fuzta yang aktif di komunitas muslim fakultas, Irfad yang sibuk dengan BEM dan praktikumnya, dan saya yang sok nyibuk juga.

Ohya, memori ini teringat kembali ketika saya dan Irfad membuat kue ulang tahun dari mi. Iya, dari mi goreng yang dibentuk angka 20 haha. Ulang tahun Arma atau Fuzta ya?. Sesimpel itu membuat bahagia.

Setelah kita tidak mengontrak lagi? Masing-masing pun sibuk dengan aktivitas masing-masing. Yang saya ingat pertemuan lengkap kita adalah makan bareng kita di SS Pandega dan sowan kita ke Bu Asih yang baru kehilangan suaminya karena semacam kanker.

(lagi mencoba cari foto lengkap berempat, tapi sepertinya kita tidak punya momen foto itu)


Yang dekat itu kematian.
Ingat ketika antara percaya dan tidak tentang kabar kepergianmu. Jam sebelas malam saya dan Irfad bergegas menuju rumahmu menempuh perjalanan Jogja-Klaten-Jogja. Menyempatkan menyapamu untuk terakhir kali. Yap, itu adalah hari kepergianmu. Setelah kamu menuntaskan ujian pendadaranmu. Fase dimana wisuda adalah hal yang dinanti-nanti semua orang, tapi kamu memang berbeda. Alloh lebih menanti kehadiranmu di sisiNya.


Terima kasih. Terima kasih telah memberi banyak pelajaran hidup. Dengan sifat dan sikapmu. Dengan tingkahmu. Dengan ucap tuturmu. Dengan caramu menjalani hidup di dunia.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II