Berpindah

Kajian ahad pagi ini tidak seperti biasanya. Ketika kantuk melanda tidak tertahan dan dinginnya hembusan udara pagi yang menggoda. Kombinasi sempurna untuk menidurkan fisik-fisik lelah setelah seminggu bekerja. Tapi apalah daya. Mungkin perbuatan baik memang perlu pengorbanan dan paksaan, sehingga saya dan beberapa lainnya harus bertahan hingga kajian selesai. Kajian yang tidak berlangsung lama, namun tetap saya menimbulkan rasa sesal ketika kita tidak mampu mendengarkannya dengan baik.

Dan saya lupa  jika ahad yang melambai-lambai untuk tidur ini adalah hari pindahan kamar. Yap, namanya juga asrama. Tiap tahun ada aturan pindah kamar dan anti teman kamar. Fuuh…

#pindahankamar
Sebenarnya tidak ada yang jauh berbeda dengan prosesi pindah kamar ketika jaman MAN dulu. Mulai dari kondisi asrama yang berasa kapal pecah, badai debu, sampai ditemukannya barang-barang yang lama menghilang. Tapi dari pindah kamar Ahad ini, banyak hal yang berbeda dengan pindah-pindah kamar sebelumnya. Bukan dalam fisik atau lahiriyah, tapi lebih pada hal yang bersifat maknawi.



Perpindahan adalah sebuah keniscayaan. Karena hidup pun tak lepas dari perpindahan. Bermula dari berpindah dari hal-hal yang kecil seperti perpindahan dari merangkak menjadi berjalan, dari menangis menjadi berbicara, sampai pada perpindahan besar seperti balita menjadi dewasa seperti sekarang.

Seperti halnya pindah kamar. Merasakan suasana baru, teman baru, aroma baru, tata ruang baru, dan lainnya. Begitu pula hidup, adanya perpindahan membuat kita untuk belajar, sehingga lebih banyak mengenal, lebih berkembang dari sebelumnya.

Btw, tentang perpindahan, saya suka tulisan @kurniawangunadi yang lugas menjelaskan tentang hijrah.

Setiap manusia mengalami perpindahan, yang paling terasa adalah perpindahan waktu. Perpindahan usia meski secara fisik orang tersebut tidak kemana-mana. Ini adalah hari-hari terakhir bagi saya menikmati kota Bandung. Lima tahun lebih beberapa bulan berada di kota ini telah membekali saya banyak hal. Kota ini pun telah mempertemukan saya dengan banyak teman yang kemudian hari mengubah cerita hidup saya, mengisi, juga meninggalkan. 
Hal paling sulit di dunia ini mungkin adalah memulai sesuatu, termasuk memulai perpindahan. Ada banyak hal yang akan saya tinggalkan, akan ada banyak hal yang mungkin akan menjadi rindu. Tapi, saya percaya bahwa akan ada ganti yang baik di tempat berikutnya. Pertemanan yang baru, lingkungan yang baru, situasi yang baru, bahkan kesibukan yang baru.
Perpindahan mengajarkan saya untuk berani meninggalkan, meninggalkan sesuatu yang menurut saya sangat nyaman. Kenyamanan telah membuat saya tidak nyaman. Saya ingin mencari keadaan dimana hal tersebut membuat saya terdesak dan berpikir cepat untuk memutuskan sesuatu. 
Perpindahan ini akan mengubah jalan cerita saya di masa depan, takdir yang akan saya pilih ini pasti akan menggema hingga tua nanti. Menjadi cerita, bisa jadi menjadi pembelajaran untuk saya sendiri, syukur-syukur untuk keturanan saya dan orang lain nantinya. 
Selama ini mungkin kita mencari tempat yang nyaman, kondisi yang aman dan nyaman, semuanya serba aman. Hari ini pula saya ingin meninggalkan seluruh kenyamanan itu. Bandung terlalu nyaman untuk saya dan itu kurasakan berbahaya untuk saya sendiri.
Di sini pula saya tidak menemukan dan mendapat jawaban tentang siapa orang yang akan mendampingi hidup saya. Mungkin, perpindahan ini pula akan membuat saya menemukannya di tempat yang baru, atau bisa jadi membuat saya tersadar bahwa ada yang tertinggal di kota Bandung.
Saya telah mengambil keputusan yang mungkin berbahaya dan saya bersyukur karena telah mengenal dengan baik resikonya. Hari ini saya akan membuat rencana yang lebih baik untuk masa depan. Semoga Allah meluluskannya. Aamiin. 
(Kurniawan Gunadi, 2014)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II