Tentang Liberalisme


Kalau dilihat dari judulnya, kayaknya bakal berat banget ini tulisan. Tapi nyatanya tidak demikian, karena saya hanya mau menuliskan rangkaian kalimat karangan Taufik ismail dalam novel KEMI, Cinta Kebebasan yang Tersesat

Bulan Juli dua ribu lima, Majlis Ulama Indonesia berfatwa. Liberalisme bertentangan dengan agama, haram umat Islam menganutnya.

Langit opini heboh. “MUI tolol, MUI bodoh!”, pekik seorang tokoh. “MUI harus dijerat pasal provokator.”, pekik seorang profesor. “MUI harus dibubarkan.”, saut seorang agitator.

MUI menjadi bulan-bulanan. Dianggap melawan titah tuan, penyebar liberalisme yang menyilaukan manusia haus pujian dan mata duitan.

Umat Islam Indonesia yang dua ratus juta menjadi target utama mereka, apalagi kiai dan santri-santrinya. Digoda ilusi kebebasan dan kemilau harta.

Pluralisme agama menggerus keyakinan utama, mengajak manusia menyamakan agama. Tanpa beda Allah dan berhala. Sama saja shalat dan bertapa.

Liberalisme membebaskan manusia dari kungkungan ajaran agama. Menyamakan nikah dan zina. Menyokong lesbi, mencerca nikah siri.

Dulu penjajah merampok politik dan ekonomi. Kini ditambah lagi pikiran dan hati, dipaksa menjadi kafir sejati, meninggalkan ajaran tauhid para nabi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II