Rangkaian Tanda Tanya


Bagaimana rasanya jika sesuatu yang kita benar-benar usahakan berhasil terlaksana? Tak terkatakan pastinya. Untuk sejenak ada perasaan plong meskipun kita tahu sesuatu yang lebih besar di depan telah bersiap untuk dihadapi. Mungkin inilah langkah pertama bagi saya untuk bisa lebih baik lagi. Banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil dari sini. Belajar bekerja sama, belajar membangun komunikasi, dan pastinya belajar mengaplikasikan keilmuan kita. Semuanya saya dapat dalam satu waktu tanpa teori-teori dari textbook manapun. Lagi-lagi kata Alhamdulillah terucap, setelah sebelumnya kalimat bismillah terucap untuk memantapkan niat. Terima kasih ya Alloh….

Dalam sebuah obrolan di grup facebook, teman saya berkata seperti ini :               
"Kamu kuliah di kampus teknik, jadilah teknokrat yang visioner. Kuliah di fakultas hukum, jadilah advokat yang adil. Belajar di jurusan ekonomi, maka jadilah ekonom yang bijak. Atau bila kamu kuliah di kampus pertanian, bangunlah negeri ini dengan ilmu pertanian yang kamu miliki, jangan mangkir dari kompetensi dan malah berpikir untuk menjadi bankir"

Lagi-lagi sikap mahasiswa dipertanyakan lagi disini. Apa tujuan kita? Kemana arah kita melangkah? Dan apa yang harus kita lakukan sekarang?.  Dalam rangka pencarian jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, pastinya dilakukan dengan pengamatan, percobaan, serta berakhir pada pertimbangan untuk menentukan suatu pilihan yang akan menjadi jawaban. Proses tersebut terjadi secara alamiah dan lain orang akan lain pula jalan yang dilaluinya. Belajar dari pengalaman semasa SMA yang saya nilai diri saya sebagai seorang yang study oriented, maka di bangku kuliah saya mencoba jalan baru untuk bisa aktif di dalam dan di luar kelas, akademik dan non-akademik ,serta di lingkungan kampus dan masyarakat. Berbicara masyarakat, banyak wacana dan pendapat yang mempertanyakan tentang  peranan mahasiswa terhadap masyarakat dalam pengaplikasian keilmuannya. Selain itu, banyak pula yang tak menyanggah pernyataan bahwa semakin hari mahasiswa semakin menuju ke arah pemikiran yang hedonis dan pragmatis. Program Kuliah Kerja Nyata yang ada di beberapa perguruan tinggi juga dirasa belum maksimal dan belum memberikan dampak berarti bagi masyarakat tujuan.

Berawal dari sekedar mencoba, saya masuk tim sosial masyarakat(sosmas) sebuah lembaga di fakultas. Dan mungkin, sekarang saya baru mengerti esensi dari sosmas itu sendiri. Bahwa pemikiran, ide, dan solusi dari mahasiswa lah yang selalu di nanti oleh masyarakat. Ketika saya menulis ini, sebenarnya saya sedang dikejar deadline pembuatan proposal desa binaan untuk diajukan ke Dikti. Lagi-lagi ide menulis datang di saat yang sebenarnya tidak pas. Memang benar kata orang, the power of kepepet memang ada. Tapi, tak apa lah. Berbicara mengenai program hibah bina desa Dikti, nampaknya Dikti sangat tahu bahwa sekarang kami(teman-teman sosmas) sedang butuh bantuan, hehe. Berharap semoga proposal yang sedang dibuat ini bisa tembus dan memberikan kami yang terbaik. Amin….

Malam semakin larut dan nampaknya saya harus segera mengakhiri tulisan ini. Sebagai penutup, ada kata-kata cantik yang saya ambil dari buku kedua dari novel biografi Muhammad karya Tasaro GK. Untaian kata yang ditujukan untuk seorang ibu.

Seandainya ada kebaikan dalam kata-kata yang berantai ini, semoga menjadi amal bagimu. Jika syukur memiliki derajat lebih mulia dibanding cinta, agar engkau tahu, aku bersyukur jadi anakmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II