Syukur dan Sabar

Sesaat lagi kereta anda akan tiba di Stasiun ....
Bagi penumpang yang akan turun harap mempersiapkan diri.
Sebelum Anda turun, periksa kembali tiket dan barang bawaan Anda. Pastikan tidak ada yang tertinggal.
Hati-hati pintu akan di buka. Perhatikan celab peron dan kereta.
Hati-hati pintu akan ditutup kembali.

Suara yang terdengar layaknya robot -atau mungkin sungguhan robot- di tiap pemberhentian.
Berhenti sejenak untuk kembali melangkah. Begitu seterusnya.
Bagai robot yang telah disetting otomatis. 

Semoga hidup tidak termasuk dalam bagian "kehidupan" robot itu.
Meskipun kadang mengharuskan terus maju walau lelah. Meskipun kadang membutuhkan jeda untuk melangkah lebih cepat.
Tapi, hidup bukan lah robot yang bisa dikendalikan oleh apa yang manusia buat sendiri. Oleh sistem. Oleh rutinitas. Oleh semua yang menjadikan hidup layaknya "kehidupan" robot.
Bebas.
Hidup memang harusnya bebas memilih. 
Memilih berdasarkan nurani dan nilai moral.
Memilih untuk diam.
Memilih dalam kenyamanan semua.
Memilih untuk menjadi robot atau menjadi manusia.
Atau memilih ....

Bukankah syukur itu berjuang untuk maju?
Bukankah mengusahakan yang terbaik adalah bagian dari definisi sabar?





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II