Hai
Hai, terima kasih atas inspiratifnya kemarin malam
Inspiratif buat saya, meski saya ngga tahu kamu anggap
sebagai apa ceritamu.
Saya malu.
Saya sedih.
Meskipun saya tahu.
Tidak seharusnya saya malu. Malu untuk “sekedar” berdamai
dengan masa lalu.
Tidak seharusnya saya sedih. Sedih ketika hanya “sejenak”
mengingat yang telah terjadi.
Hai, maafkan saya yang tidak
banyak komentar kemarin malam.
Komentar. Yang mungkin sebenarnya
belum tentu kamu butuhkan.
Karena saya tidak tepat untuk
berkomentar.
Karena saya bukan orang yang cocok
bahkan untuk sekedar menanggapimu.
Untuk apa saya berkomentar tentang cerita anak kecil yang
sudah mendewasa.
Untuk apa saya menanggapi kegigihan dan ketegaran nyata yang
ada di depan mata?
Hai, mengapa kamu baru ajarkan ini kepada saya kemarin
malam?
Anak SD yang menangis pulang karena tak bisa bercerita di
depan kelas tentang ibunya ((yang telah tiada)).
Lalu mengapa saya harus mengharu ketika ditinggal bapak dan
ibu selama 2 tahun? Hanya 2 tahun.
Dan kamu memutuskan berdamai ketika SMA?
Lalu mengapa saya hanya terus berusaha melupakannya? Ajari saya
berdamai, bukan terus menyimpannya.
Komentar
Posting Komentar