300 menit pertama di ahad pagi

Puff, hujan malam ahad ini begitu setia menemani Jogja. Suasananya membuat jutaan alasan bagi setiap untuk berbuat. Apakah itu tidur? kumpul bareng temen atau keluarga? jalan bareng "temen"? atau sekedar duduk ditemani mie rebus panas khas anak kost. Oke itu kalau hujannya pas malam. Nah ini, ternyata hujan menjadi irama pertama yang terdengar ketika saya bangun. Setelah suara adzan pastinya. Yap, setelah menyempatkan diri menunaikan hak-Mu sebagai Sang Pencipta. Setelah shubuh, semua kembali sepi diantara rintik hujan. Oke, wajar memang karena ini adalah hari libur.

Dan saat-saat seperti ini menjadi moment terbaik buat ngejalanin hobi yang dijalanin setengah-setengah. Pagi hari, sepi, plus hujan, enak banget buat tidur. No, bukan itu maksudnya. Buku di tas saya rupanya telah menanti saat yang tepat untuk saya membacanya. Dan jadilah 300 menit pertama Ahad ini saya habiskan bersama 23 Episentrum karya Mbak Adenita.

Yep, sebentar lagi ngga bisa dinyana saya akan memasuki fase pasca lulus sarjana. Pakai toga, selempang cumlaude adalah hari yang ditunggu-tunggu. Bukan saya, tapi orang tua saya. Memasuki dunia baru memang penuh dengan hal-hal yang belum kita tahu. Gimana harus ngejalaninnya? Apakah jalan yang kita ambil adalah benar? Entah kenapa, ketika banyak temen yang dengan gamblangnya membeberkan rencana mereka. Lulus kuliah, lanjut kerja. Lulus, lanjut S2. Dan saya? Saya memang sangat ngga pandai dalam urusan memilih pilihan. Butuh waktu lama karena banyak pertimbangan.

23 Episentrum memberikan gambaran yang nyata sekali bagi saya. Mungkin ketika kuliah saya seperti di posisi Tari, dan setelah lulus nanti apakah saya akan diposisi seperti Awan? (Tari & Awan tuh tokoh dalam 23 Episentrum). Beberapa kali berdiskusi bareng temen, tapi nampaknya kami masih terkurung dalam hal yang sama. Apakah aku harus seperti Awan dulu untuk kemudian bisa menjadi diri sendiri.

Oke, bagi yang ngga ngerti saya sebenernya ngomongin apa di tulisan ini, mending kamu baca 23 Episentrum aja. Recomended banget terutama buat mahasiswa tingkat akhir kayak saya. hehe....

Terimakasih Alloh untuk pagi ini, Terimakasih mbak Adenita atas novelnya yang sangat membantu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II