Makna sebuah pertemanan
Sejak lahir, secara fitrah manusia telah diberi hak dan kuasa untuk untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. oleh karena itu, memang benar jika manusia disebut sebagai makhluk sosial. saya dan termasuk juga kamu yang lagi baca ini telah dianugrahi Tuhan untuk mampu hidup dalam lingkungan sosial, masyarakat serta dalam suatu organisasi. dari awal perkembangannya, tentulah seorang individu akan memulai dengan belajar mengenal lingkungan sekitarnya. mulai dari lingkungan keluarga serta kerabat dekat. dalam kajian ilmu sosiologi, hal ini disebut sebagai sosialisasi primer yang terjadi ketika individu masih dalam masa-masa balita. seiring pertumbuhannya, manusia akan berusaha sedapat mungkin untuk diakui dan merasa menyatu dengan kondisi dan keadaan lingkungan sekitarnya. hal ini biasanya terjadi pada pada masa-masa remaja dimana mereka mulai ingin tahu dan mencari jati dirinya. peran sebuah keluarga sangat penting. namun disamping itu, sesungguhnya ruang lingkup pergaulan lebih berpengaruh terhadap perkembangan remaja.
salah satu lingkup pergaulan itu adalah hubungan pertemanan yang terjalin antara sesama remaja. mungkin anda pernah merasakannya dulu, baik disengaja atau pun tidak. bagi remaja kehadiran seorang teman atua sahabat karib dirasa sangat perlu atau bahkan menjadi suatu kebutuhan pokok. bahkan teman-teman saya waktu MTs dulu banyak yang mengambil kesimpulan bahwa bagi mereka teman adalah keluarga kedua dan lebih dekat dibandingkan saudara sendiri. terkait benar atau tidak pernyataan tersebut, memang tak bisa dipungkiri hubungan kita dalam suatu kelompok pertemanan kadang menjadi sebuah keluarga kecil yang menpunyai ikatan tersendiri. hal tersebut memang berpengaruh terhadap perkembangan kita. saya menyadarinya sendiri. sedikit bercerita ngga apa kan?
hal ini saya alami waktu MTs dulu. dalam usia 14 - 15 tahunan, saya sangat beruntung punya sekelompok teman yang benar-benar menyatu dengan saya. ada enam orang berserta saya waktu itu. beruntungnya lagi, pas kelas tiga kami ber-enam sekelas. dalam kondisi yang bisa dibilang tak karuan, campur aduk (sibuk, takut dan ada senangnya juga sih), teman-teman tersebut sangat membantu saya. secara psikologis mereka adalah tempat bercanda dan menyampaikan keluh kesah. secara tidak langsung, dengan membagi atau bercerita kepada orang lain (dalam hal ini teman) dapat menguragi beban psikologis. pembicaran dalam suatu pertemanan tidaklah selalu sesuatu yang serius, tetapi obrolan ringan dan diselingi sedikit banyak humor akan membuat suasana menjadi sedikit lebih cair. hal itu bisa membuat pikiran menjadi lebih fresh kembali. dengan hubungan pertemanan, pengetahuan kita akan dunia luar juga bertambah.
Semakin lama kita terlibat dalam suatu hubungan pertemanan, maka akan semakin kuat keterikatan kita didalamnya. Dalam masalah ini, Saya pernah merasakan bahwa teman adalah prioritas utama dalam kehidupan saya di luar rumah. Tak ada niat untuk berangkat sekolah selain untuk bertemu dan berkumpul bareng teman-teman. Hal itu berlangsung cukup lama tanpa saya sadari hingga seorang guru menegur saya secara pribadi agar lebih fokus pada akademik saya. Besarnya nilai keterikatan dalam hubungan pertemanan kadang-kadang juga membuat kita bahwa suatu saat kita akan berpisah dengan mereka. Saat perpisahan kelas tiga Mts banyak teman-teman yang begitu mengelu-elukan 'kenapa sekarang mesti berpisah, sedih...'. Memang saya juga merasa tidak mudah untuk berpesah dengan teman-teman. Keterikatan yang terlalu kuat membuat saya kehilangan sesuatu dalam kehidupan ini ketika harus berpisah dengan mereka.
Dengan selesainya pendidikan Mts saya, mau tak amau harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dan Alhamdulillah saya diterima di IC. Beradaptasi dan bersosialisasi terhadap lingkungan baru manjadi sesuatu yang wajib bagi semua orang termasuk saya. Tak mudah bagi saya dengan keadaan yang serba asing dan banyak beda dengan lingkungan saya sebelumnya. Muali dari teman, pola belajar, serta hal-hal lain yang sebelumnya tak terpikir oleh saya. IC adalah babak kehidupan baru bagi saya. Untuk pertama kalinya saya dapat merasakan betapa tidak enaknya hari- hari tanpa adanya teman (dari daerah saya hanya saya seorang yang masuk IC). Tahun pertama disini saya habiskan untuk menemukan pola belajar yang sejalan dengan diri dan aktivitas sekolah. Alhasil, waktu itu saya termasuk anak yang cenderung tertutup terhadap teman-teman satu angkatan. Betapa tidak enaknya!, tapi nasi sudah menjadi bubur.
XII IPA 3 |
Tapi menginjak tahun kedua dan sekarang ketika tulisan ini saya buat, alhamdulillah saya sudah mulai seperti yang dulu. Dan disini saya belajar banyak tentang hidup bersosial, berteman, salng menghargai. Dan yang terpenting adalah saya mengerti bahwa kahadiran teman sangat berpengaruh terhadap kehidupan saya.
Bener pertemanan adalah ikatan yang berharga dalam hidup kita,
BalasHapushehe...
BalasHapusbaru nyadar ya...gara2 pisah ma IC
(duha)