Pelepasan Flavor dalam Sistem Emulsi Produk Pangan
Meningkatnya ketertarikan konsumen terhadap produk pangan fungsional atau pangan berklaim kesehatan telah memunculkan berbagai inovasi pengembangan produk seperti produk pangan rendah lemak, rendah gula, rendah garam, atau produk dengan penambahan komponen bioaktif, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Selain
pertimbangan gizi dan kesehatan, konsumen tetap melihat sebuah produk pangan
yang mempunyai karakter organoleptik yang disukai, misalnya profil tekstur dan
flavor. Hal tersebut menjadi tantangan besar bagi pelaku industri untuk
mendesain produk yang memenuhi syarat menyehatkan, namun tanpa mengesampingkan
aspek cita rasa. Oleh karena itu, membentuk karakter flavor menjadi penting dalam
pengembangan produk pangan.
Flavor
menjadi atribut penting yang membangun kualitas produk pangan di mana atribut
ini menjadi faktor penting bagi konsumen dalam memilih produk. Berbagai macam
produk pangan terdapat dalam bentuk emulsi atau menggunakan sistem emulsi dalam
pengolahannya. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik tentang
pengeluaran flavor dalam sistem emulsi untuk mendapatkan karakter flavor produk
yang dikehendaki.
Emulsi
merupakan sistem dua fase di mana senyawa flavor terdapat dalam fase yang
berbeda dalam sistem emulsi dan pengeluaran senyawa tersebut dapat diatur
dengan beberapa mekanisme. Mao dkk. (2017) menjelaskan bahwa ingridien emulsi
seperti minyak, bahan pengemulsi dan bahan pengental dapat berinteraksi dengan
komponen flavor dan memodifikasi sifat termodinamika komponen flavor. Pelepasan
komponen flavor dalam sistem emulsi dipengaruhi oleh sistem emulsi, misalnya
ukuran droplet, viskositas dan tebal
permukaan. Ketika sebuah produk pangan dikonsumsi dan berada dalam mulut, ingridien
dan struktur emulsi akan mengalami perubahan yang signifikan dan menghasilkan
persepsi flavor yang berbeda antara satu produk pangan dengan produk pangan
lainnya.
Pelepasan flavor terutama dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu volatilitas komponen flavor dan kekuatan transfer massa dari emulsi menuju fase udara. Volatilitas atau termodinamika menentukan penyimpanan flavor dalam matriks pada kondisi kesetimbangan. Adapun faktor kinetik berperan dalam laju pelepasan flavor dari produk pangan. Secara sederhana, pelepasan flavor dalam sistem emulsi minyak dalam air (oil in water, o/w) terdiri atas empat tahapan, yaitu (i) perpindahan flavor di dalam droplet minyak, (ii) perpindahan flavor melewati antarmuka minyak dan air, (iii) perpindahan flavor di dalam fase air, dan (iv) perpindahan flavor dalam melewati antarmuka air dan udara. Secara teori, masing-masing tahapan berperan dalam kecepatan pelepasan dan berkontribusi pada konsentrasi headspace. Namun, dalam kenyataannya hanya satu atau dua tahapan saja yang mendominasi laju kecepatan flavor (Gambar 1).
Gambar 1. Skema pelepasan flavor pada sistem emulsi o/w dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Sumber: Mao dkk. (2017) |
Fase minyak
Innocente
dkk. (2014) menjelaskan bahwa sebagin besar komponen flavor merupakan senyawa
yang larut minyak atau lipofilik sehingga minyak mempunyai peranan penting
dalam pelepasan flavor dibanding ingridien emulsi lainnya seperti protein.
Minyak mempunyai banyak peran, misalnya sebagai prekursor flavor, pelarut
senyawa flavor atau sebagai flavor
modulator. Oleh karena itu, perubahan profil atau kandungan minyak akan
memberikan efek yang signifikan pada profil flavor.
Flavor dari jenis minyak yang
berbeda akan menghasilkan perilaku pelepasan yang berbeda pula, tergantung pada
perbedaan affinitas senyawa flavor tersebut terhadap minyak. Faktor utama yang
berperan dalam membentuk interaksi antara minyak dan komponen flavor adalah
panjang rantai asam lemak. Hal tersebut karena panjang rantai asam lemak
berpengaruh pada kepolaran minyak. Penelitian oleh Rabe dkk. (2003) menunjukkan
bahwa beberapa komponen flavor hidrofobik menunjukkan kecepatan pelepasan
flavor yang lebih tinggi pada sistem emulsi dengan minyak yang panjang rantai
karbonnya rata-rata C14 atau C16 dibandingkan emulsi dengan minyak yang panjang
rantau karbonnya C9. Namun penelitian oleh Roberts dkk. (2003) menerangkan
bahwa tidak ada perbedaan pelepasan flavor dalam sistem emulsi ketika dilakukan
perubahan minyak dari lemak susu (C16 dan C18) menjadi trigliserida rantai
sedang (medium chain triglyceride,
MCT) berupa C6 dan C8. Hal ini memberikan gambaran bahwa sifat lipofilik
terhadap jenis minyak yang berbeda tidak menjadi satu-satunya faktor yang
memengaruhi afinitas komponen flavor.
Fase air
Fase
air secara umum membentuk sebagian besar fraksi dalam sistem emulsi o/w dan
dapat mengandung banyak ingridien lain dalam fase tersebut, misalnya bahan
pengemulsi, garam, mineral, dan bahan pengental. Oleh karena itu, fase air
mempunyai kontribusi banyak pada persepsi flavor secara umum. Semua ingridien
tersebut berinteraksi dengan komponen flavor dan membentuk sebuah perilaku
pelepasan flavor. Hanya sedikit dari komponen folatil flavor yang larut dalam
air atau hidrofilik sehingga fase air tidak memiliki pengaruh sebanyak fase
minyak dalam pelepasan flavor dari sebuah sistem emulsi produk pangan.
Bahan pengemulsi mempunyai peran
penting dalam membentuk sistem emulsi, terutama berkaitan dengan sifat emulsi.
Ketika komponen flavor tergabung dalam sistem emulsi, bahan pengemulsi dapat
memberikan pengaruh pada laju pelepasan flavor melalui mekanisme tertentu.
Protein menjadi komponen pengemulsi yang paling banyak digunakan dan diketahui
bahwa protein tersebut secara umum akan memperlambat pelepasan flavor,
tergantung dari jenis protein dan flavornya. Mao dkk. (2017) menjelaskan bahwa
natrium kaseinat mempunyai kemampuan untuk menghampat pelepasan flavor dalam
ester. Selain itu, diketahui pula bahwa kasein dan albumin telur dapat
berikatan dengan aseton dan asetaldehid.
Bahan pengental juga berperan dalam
pelepasan flavor. Ingridien ini secara umum digunakan untuk meningkatkan
viskositas emulsi sehingga diperoleh emulsi dengan sistem yang stabil dan sifat
tesktur yang diinginkan. Beberapa bahan pengental juga berperan sebagai pengganti
lemak (fat replacer) untuk
pengembangan produk pangan rendah lemak. Adapun pada pelepasan flavor, bahan
pengemulsi dapat membentuk pembatas fisik di dalam emulsi yang melawan transfer
massa komponen flavor. Ketika bahan pengemulsi membentuk jaringan jel, komponen
flavor akan terperangkap di dalamnya sehingga pelepasan flavor akan terhambat.
Ingridien dalam fase air lainnya yang berpengaruh pada pelepasan flavor adalah garam. Ingridien ini secara umum dikathui dapat meningkatkan persepsi flavor melalui peristiwa salting-out, yaitu penambahan garam akan menurunkan kelarutan senyawa utama terhadap air dalam larutan. Pada komponen flavor yang hidrofilik, salting-out dapat menurunkan jumlah molekul air yang tersedia untuk melarutkan komponen flavor tersebut. Sementara itu, pada komponen flavor yang lipofilik, adanya salting-out dapat menurunkan konsentrasi komponen flavor dalam fase air dan membuatnya lebih banyak berada dalam fase minyak dan kemudian berubah menjadi fase gas. Hal ini menyebabkan konsentrasi garam yang tinggi akan memberikan efek pada meningkatan pelepasan flavor.
Referensi:
Mao, Like.,
Roos, Yrjo H., Biliaderis, Costas G., Miao, Song. 2017. Food emulsion as
delivery systems for flavor compounds: A review, Critical Reviews in Food
Science and Nutrition, 57:15, 3173-3187.
Innocente, N.,
Marchesini, G., Biasutti, M. 2014. Effect of high pressure homogenization on
the retention of selected aroma compounds in model dairy emulsion.
International Journal of Food Science and Technology. 49: 1992 – 2000.
Rabe, S.,
Krings, U., berger, R.G. 2003. Influence of oil-in-water emulsion
characteristics on initial dynamic flavor release. Journal of Food and
Agriculture, 83: 1124 – 1133.
Roberts, D.D., Pollien, P., Watzke, B. 2003. Experimental and modeling studies showing the effect of lipid type and level on flavour release from milk-based liquid emulsions. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 51: 189 – 195.
Declaimer: Artikel ini sebelumnya telah terbit di Majalah Foodreview Indonesia. Lebih lengkapnya silakan kunjungi www.foodreview.co.id atau email: langganan@foodreview.co.id
Komentar
Posting Komentar