Aplikasi Seasoning dalam Meningkatkan Asupan Gizi
Seasoning merupakan bumbu yang ditambahkan ketika proses pengolahan pangan, atau memasak suatu bahan pangan. Adapun kondimen adalah segala sesuatu yang ditambahkan atau ditaburkan setelah makanan tersebut jadi dan siap dikonsumsi. Suatu ingirien bisa mencakup salah satu dari seasoning atau kondimen, dan beberapa mencakup keduanya karena bisa digunakan saat proses pengolahan dan saat makanan siap dikonsumsi.
Secara global, data Strategyr menyebutkan bahwa pasar seasoning
diprediksi akan mencapai 3,1 juta metriks ton pada 2022. Dari angka tersebut,
terdapat lima negara dengan konsumsi terbesar, yaitu berturut-turut China,
India, Amerika Serikat, Indonesia, dan Pakistan.“Berdasarkan sensus yang
dilakukan, Pakistan menempati urutan kelima sebagai konsumsi seasoning
terbesar. Bagaimana dengan kawasan Asia Pasifik? Asia Pasifik diperkirakan
tumbuh sebesar 6,5% compound annual
growth rate (CAGR),” jelas Direktur Southeast Asian Food and Agriculture
Science and Technology (SEAFAST) Center IPB, Prof. Nuri Andarwulan dalam In-depth
Seminar Foodreview Indonesia: Seasoning, Key Ingredients for Better Food
Quality yang diselenggarakan di Bogor pada 8 Mei 2018 lalu.
Ia menambahkan bahwa bisnis seasoning
akan terus tumbuh dan masih banyak peluang untuk pengembangan produk. “Secara
global terdapat tujuh produsen kunci (key players) di industri seasoning, yaitu
Ajinomo, Kerry griop, McMorcick & Company, Associated British Foods, SHS
Group, MDH Spices, dan Everest Spices,” tutur Nuri.
Seasoning
tersegmentasi atas lima jenis, yaitu garam dan garam substitusi, lada, herba,
rempah, dan kelompok lainnya. Dari kelima jenis tersebut, kelompok garam dan
garam substitusi serta lada mendominasi pasar dengan pangsa pasar lebih dari 50%.
Terkait lada, Indonesia menjadi salah satu negara produsen lada terbesar di
dunia dengan persentase 15,6%. Namun produksi tersebut masih lebih rendah dari
Vietnam di mana produksi ladanya mencakup 32,2%. Nuri menjelaskan bahwa salah
satu kendala Indonesia dalam peningkatan produksi lada adalah bibit. “Bisnis
bibit lada masih sebenarnya merupakan bisnis seksi, namun tidak ada yang
mengerjakan. Terdapat data yang menunjukkan bahwa Bangka Belitung sebagai
daerah penghasil lada, tahun ini membutuhkan 5,8 juta bibit dan tahun depan akan membutuhkan 6 juta bibit,”
ungkapnya.
sumber: foodal.com |
Dilihat dari
konsumsinya, dari tahun 1961 sampai 2007 konsumsi seasoning terus meningkat.
Asia menempati konsumsi tertinggi disusul Amerika Utara dan Eropa. Adapun India
menjadi negara dengan konsumsi seasoning terbanyak dengan ragam seasoning yang
dipakai misalnya bubuk cabai, kunyit, coliander, garam masala, dan jahe.
Di Indonesia, salah satu survei terhadap konsumsi seasoning dan kondimen di tingkat rumah tangga mengambil sampel di Jakarta dan Bogor. Jakarta merepresentasikan sebagai daerah perkotaan dan Bogor merepresentasikan daerah pedesaan. Survei tersebut menunjukkan bahwa konsumsi seasoning dan kondimen di Jakarta lebih tinggi daripada Bogor. Nuri mengatakan bahwa kontribusi paling banyak dari konsumsi seasoning dan kondimen tersebut adalah pada kecap manis, kristal Monosodium glutamat (MSG) dan seasoning premiks. Lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Estimasi konsumsi seasoning dan kondimen di Indonesia
No |
Seasoning/ kondimen |
Konsumsi seasoning/ kondimen (g/kapita/hari) |
Konsumsi glutamat bebas (mg/kapita/hari) |
||
Bogor |
Jakarta |
Bogor |
Jakarta |
||
1 |
Kecap manis |
2,29 |
4,99 |
0,71 |
1,45 |
2 |
Saus cabai |
0,87 |
1,47 |
0,66 |
2,79 |
3 |
Seasoning premiks |
0,46 |
0,84 |
32,60 |
53,38 |
4 |
MSG |
1,10 |
0,74 |
804,63 |
544,88 |
5 |
Ikan fermentasi/ pasta udang |
0,39 |
0,48 |
4,06 |
4,66 |
6 |
Tepung bumbu |
0,01 |
0,29 |
0,00 |
3,35 |
7 |
Saus tomat |
0,04 |
0,25 |
0,06 |
0,49 |
8 |
saus ikan dan tiram |
0,09 |
0,24 |
4,31 |
2,96 |
9 |
Seasoning siap pakai |
- |
0,10 |
- |
1,52 |
10 |
Dip and sauce |
- |
0,07 |
- |
0,00 |
11 |
Kecap asin |
- |
0,06 |
- |
0,29 |
12 |
Teriyaki dan lainnya |
0.00 |
0,05 |
0,01 |
0,11 |
13 |
Olesan |
- |
0,03 |
- |
0,00 |
14 |
Pasta kedelai fermentasi |
0,13 |
0,01 |
0,00 |
0,00 |
15 |
Mayones dan mustard |
0,01 |
- |
0,00 |
- |
Rata-rata total |
7,52 |
730,41 |
Sumber: Nuri Andarwulan (2018)
Adapun di Jepang, berdasarkan data
Foodex Jepang (2018) tentang belanja rumah tangga, terdapat beberapa jenis
kondimen yang menempati posisi paling banyak dibeli, yaitu sup atau saus
Jepang, dehydrated soup, flavor
seasonings, dressing, miso, dan kecap. “Masing-masing negara mempunyai
karakternya sendiri untuk seasoning dan kondimen,” ungkap Nuri.
Seasoning dan
kesehatan
Secara global, kepedulian seasoning untuk manfaat kesehatan
menjadi tren yang paling tinggi, diikuti dengan tumbuhnya permintaan terhadap
seasoning yang organik, kebutuhan akan produk pangan yang pedas dan berempah,
kegemaran dan pilihan konsumen terhadap cita rasa baru, meningkatnya
popularitas produk pangan olahan, serta tren menghadapi globalisasi dan
kebutuhan akan rempah etnik.
Nuri menjelaskan seasoning yang ditambahkan
pada produk pangan mempunyai fungsi sebagai peningkat nafsu makan dan terdapat
kelompok khusus yang bisa ditingkatkan asupan gizinya dengan penambahan
seasoning, yaitu orang sakit dan kelompok tua. Sebuah penelitian terhadap
kelompok orang dengan usia lebih dari 65 tahun di Eropa yang diberikan menu
dengan tambahan saus menunjukkan bahwa mereka tidak peduli apakah makanan
tersebut ditambahkan saus atau tidak ditambahkan, tetapi asupan zat gizinya
berbeda. Menu dengan tambahan saus mempunyai kandungan energi yang lebih tinggi
daripada menu tanpa penambahan saus. Tambahan energi tersebut berasal dari
protein dan lemak. “Jika asupan energinya meningkat, maka status kesehatan juga
akan meningkat,” ungkapnya.
Seasoning juga
dapat digunakan untuk peningkatan kualitas cita rasa makanan rumah sakit untuk
mempercepat penyembuhan pasien. Penelitian dilakukan di sebuah rumah sakit di
Sumatera Utara dengan mengidentifikasi menu rumah sakit yang mungkin bisa
ditambahkan sedikit seasoning untuk meningkatkan cita rasa.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa semua asupan asupan pangan mengalami peningkatkan dengan diberikan seasoning, kecuali zat besi karena kemungkinan kandungannya dalam menu makanan tidak tinggi sehingga tidak menunjukkan perbedaan ketika dikonsumsi. Selain zat gizi yang bertambah, asupannya juga bertambah sehingga meningkatkan status gizi pasien. Status gizi tersebut diukur dengan perbedaan badan ketika masuk dan keluar rumah sakit. Kelompok perlakuan menunjukkan kenaikan berat badan selama perawatan sebesar 1,3 ± 1,0 kg sedangkan kelompok kontrol mengalami penurunan berat badan sebesar 1,2 ± 1,1 kg sehingga berpengaruh pada indeks massa tubuh di mana indeks massa tubuh naik sebanding dengan kenaikan berat badan, begitupun sebaliknya. Dilihat dari masa peawatannya, kelompok perlakuan mempunyai masa perawatan yang lebih pendek, yaitu 15,7 ± 9,8 hari dibanding kelompok kontrol 20,2 ± 9,6 hari.
Tabel 2. Asupan pangan dengan dan tanpa penambahan seasoning
Gizi |
Satuan |
Kontrol |
Perlakuan |
Asupan pangan |
g |
1355,4 ± 51,7 |
1574,2 ± 10,9 |
Energi |
kcal |
1917,4 ± 70,9 |
2213,3 ± 16,8 |
Protein |
g |
74,1 ± 2,7 |
83 ± 1,8 |
Lemak |
g |
53,8 ± 2,5 |
62,5 ± 0,7 |
Karbohidrat |
g |
287,6 ± 11,7 |
331 ± 13 |
Vitamin C |
mg |
82,4 ± 2,9 |
89,3 ± 3,4 |
Zat besi (Fe) |
mg |
23,6 ± 2,1 |
23 ± 7 |
Seng (Zn) |
mg |
8,4 ± 0,3 |
9,5 ± 0,2 |
Sumber: : Nuri Andarwulan (2018)
Inovasi seasoning
lainnya terkait kesehatan adalah untuk fortifikasi zat gizi. Nuri menyebutkan
zat gizi yang paling sering digunakan dalam fortifikasi di negara berkembang,
yaitu zat besi, iodin, asam folat, seng, vitamin B12, dan vitamin A. Adapun
seasoning atau kondimen yang digunakan sebagai pembawa fortifikan adalah kecap,
kecap ikan, garam, buillon, dan bubuk
kari. Fortifikasi zat besi telah diaplikasikan pada jenis-jenis seasoning
tersebut. Iodin telah diaplikasikan pada kecap ikan, garam dan buillon, dan berpotensi tinggi untuk
diaplikasikan pada kecap. Adapun zat gizi lainnya, yaitu asam folat, seng,
vitamin B12, dan vitamin A masih sedikit diaplikasikan sehingga industri
mempunyai peluang untuk fortikasi seasoning atau kondimen dengan zat gizi
tersebut.
Declaimer: Artikel ini sebelumnya telah terbit di Majalah Foodreview Indonesia. Lebih lengkapnya silakan kunjungi www.foodreview.co.id atau email: langganan@foodreview.co.id
Komentar
Posting Komentar