TPHP (Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian) #1

Haloo….

Perkenalkan nama belakang saya yang baru. STP alias Sarjana Teknologi Pertanian, yang sering diplesetin jadi Sarjana Tanpa Pasangan atau Sarjana Tanpa Pendamping. Heuheuheuu… Lain lagi dengan para akhi ukhti yang menyebut STP sebagai Sarjana Tanpa Pacaran, beuuh manteb kan. Oke fine, terlepas dari polemik kepanjangan STP tersebut saya tetap merasa bersyukur menjadi STP.

Lima bulan telah berlalu ketika kami para mahasiswa dinyatakan lulus dengan sebuah upacara yudisium. Dan lima bulan lalu pula status kebanggaan saya yaitu “mahasiswa” selama 4 tahun 2 bulan terpaksa harus berganti dengan STP yang namanya masih menjadi polemik. Yep, we are not a student anymore. Banyak yang dengan terpaksa harus ditinggalkan dan lebih banyak lagi yang harus diraih di hari esok. Oke, saya akhiri basa basi bisu ini.

Karena 4 tahun kuliah sangat sayang buat dilupakan begitu saja. Karena waktu 4 tahun kuliah banyak banget pembelajaran hidup. Karena 4 tahun kuliah menjadi masa pemantapan diri. Akhirnya saya berniat menulis (beberapa tulisan) mungkin yang masih saya ingat dan identik dengan jurusan saya yaitu Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Dari random posts sebelumnya sebenarnya hampir semua tentang kehidupan masa kuliah. Tapi sebagian besar adalah tentang aktivitas diluar kelas. Aktivitas diluar tuntutan akademis. Aktivitas “main-main” ala-ala anak kuliahan. Jadi, baru sekarang (setelah 5 bulan) saya nyoba deskripsikan topik tentang dunia akademis TPHP, meskipun yang bakal saya tuliskan ngga akademis ala-ala professor juga.

TPHP. Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Atau di universitas lain sering disebut Ilmu dan Teknologi Pangan (PHP) atau Pengolahan Hasil Pertanian (PHP).  Banyak orang awam, sebagian besar lebih tepatnya, menganggap jurusan ini adalah jurusan yang erat kaitannya dengan masak-masak. Anak TPHP harus jago masak lah (hukum yang berlaku ketika saya di kontrakan dan asrama), anak TPHP harus ngerti tentang tata boga lah, dan yang paling sering adalah jurusan ini masih diidentikan dengann jurusan pertanian. Hadeeuh, padahal ilmu yang dipelajari beda jauh. Hmm

TPHP versus Pertanian. Apasih bedanya? Saya baru bisa jawab pertanyaan ini ketika telah resmi jadi mahasiswa TPHP. Malu sebenarnya karena ngga “korek-korek” lebih dalam dulu sebelum memilih jurusan. Tapi ya sudah lah. Sesuai dengan namanya, TPHP menitik-beratkan pada kajian keilmuan pasca panen, sedangkan pertanian lebih fokus pada kajian ilmu sejak pembenihan hingga panen. Di TPHP dipelajari tentang penanganan dan teknologi pasca panen seperti pengolahan bijian, serealia, komoditas perkebunan (kakao, karet, kopi), teknologi pengolahan daging, ilmu perisa/ flavor, teknologi packaging, ilmu gizi, serta perancangan proses dalam industri. Seorang TPHPers dibekali cara pengolahan pangan dengan melihat aspek gizi (perubahan kimia biokimia), teknologi, serta pengembangan produk sesuai tuntutan konsumen.

Anak TPHP memang dianjurkan bisa memasak, tapi tidak wajib. Anak TPHP memang seharusnya tau tren tata boga yang sedang berkembang, tapi itu juuga tidak wajib. Karena konsentrasi untuk disiplin ilmu dari TPHP lumayan banyak. TPHP juga merupakan salah satu jurusan yang sedang berkembang cukup pesat. Tak heran jika jurusan ini mulai banyak bermunculan di Universitas-Universitas baik negeri maupun swasta. Bahkan salah satu cabang dari TPHP yaitu Gastronomi merupakan ilmu yang kekinian dan mulai menjadi tren ilmu yang banyak digemari. Sayangnya di Indonesia belum ada jenjang studi S2 yang membuka konsentrasi ilmu gastronomi ini. Bahkan dalam salah satu situs recommended, sebut saja GNFI (Good News From Indonesia), kekayaan gastronomi Indonesia bisa menyaingi Italia dengan pastanya yang mendunia atau pun Prancis dengan foie dan escargot yang melegenda.

Berbeda dengan jurusan tetangga (red : pertanian) yang banyak mempelajari tentang budidaya, hama & penyakit tanaman, mikrobiologi, serta social ekonomi. Jadi mending kepo-kepo sedikit daripada terlanjur salah memilih jurusan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part I

CLIMB

Tangan Tuhan atau Tangan Tuan? part II