Si Kecil Ragil
Sabtu, 15 Juni 2013 18.30 Matahari telah sepenuhnya meninggalkan kota Jogja, membawa kegelapan yang dihiasi temaram lampu-lampu jalan yang mulai menyala. Debu-debu berterbangan di sepanjang jalan menandakan denyut kota pelajar ini masih hidup. Asap itu tak henti-hentinya mengepul dari ribuan kendaraan para pencari kehidupan. Mereka semua berlomba di jalan sempit kota jogja demi kembali ke pembaringan masing-masing. Direktur perusahaan, Dosen, Karyawan, Mahasiswa, sampai mereka para meminta-minta semua tumpah di jalanan Jogja yang diwarnai sedikit kemacetan. Dan akhirnya aku temui sosok yang sedari tadi aku cari. “ Assalamu’alaikum…. Hay Ragil. Lama ndak ketemu ya. Masih ingat ndak coba ini siapa? ”, sapa saya. Dia pun membalas sapaan saya dengan senyum manisnya. Senyum lugas, natural, dan tulus khas anak-anak usia 4 tahun. Disamping saya, teman saya panggil saja Buana(bukan nama samaran) sudah asyik berbincang dengan kakaknya Ragil. Saya dan Ragil Sore i...