300 menit pertama di ahad pagi
Puff, hujan malam ahad ini begitu setia menemani Jogja. Suasananya membuat jutaan alasan bagi setiap untuk berbuat. Apakah itu tidur? kumpul bareng temen atau keluarga? jalan bareng "temen"? atau sekedar duduk ditemani mie rebus panas khas anak kost. Oke itu kalau hujannya pas malam. Nah ini, ternyata hujan menjadi irama pertama yang terdengar ketika saya bangun. Setelah suara adzan pastinya. Yap, setelah menyempatkan diri menunaikan hak-Mu sebagai Sang Pencipta. Setelah shubuh, semua kembali sepi diantara rintik hujan. Oke, wajar memang karena ini adalah hari libur. Dan saat-saat seperti ini menjadi moment terbaik buat ngejalanin hobi yang dijalanin setengah-setengah. Pagi hari, sepi, plus hujan, enak banget buat tidur. No, bukan itu maksudnya. Buku di tas saya rupanya telah menanti saat yang tepat untuk saya membacanya. Dan jadilah 300 menit pertama Ahad ini saya habiskan bersama 23 Episentrum karya Mbak Adenita. Yep, sebentar lagi ngga bisa dinyana saya akan memasuki ...